BAB I
Pendahuluan
Membicarakan
kepribadian melalu otobiografi dari seorang tokoh politik pembuat sejarah
seperti Soeharto adalah tantangan untuk menceritakan orang yang dalam sejarah
diceritakan jahat dengan bahasa yang lebih ilmiah. Seperti yang kita ketahui
sosok Soeharto sendiri menyisakan sisi gelap yang tidak bisa dibilang sedikit
sampai dia meninggalkan dunia ini pun sisi gelap itu tetap tidak terbuka. Penulis
sangat tertarik untuk menyajikan bebebapa analisis kepribadian Soeharto kecil
yang lugu dan manis saat masih menjadi anak desa, sampai Soeharto pada akhir
hidupnya yang pada sebagian orang menyisakan luka, kenangan, kesedihan akan
ditinggalkan, dan menyisakan sejarah untuk negara. Terlepas dari hutang-hutang
indonesia kepada barat yang sampai saat ini belum berhasil terlunaskan Soeharto
tetap bagian dari sejarah Indonesia yang dijuluki oleh orang-orang sebagai “Bapak
Pembangunan” , yang dilakukannya memang mebangun ekonomi melalui tani, namun
membangun sendiri menjadi perdebatan antara orang-orang yang memang anti
Soeharto “Bapak pembangunan, pembangunan Jawa “, “Bapak Pembangunan yang
bangunkan koruptor di Indonesia”.
Analisis
kepribadian kali ini menggunakan media otobiografi dari tokoh yaitu Soeharto,
penulis pun menganalisis beberapa pidato un scripted milik soeharto. M. Faisal
(2012) untuk menganalisis kepribadian tokoh politik akan lebih baik menggunakan
naskah pidatonya yang unscripted, dan
cerita latar belakang kehidupannya dari kecil sampai saat ini. Soeharto sendiri
sempat menuliskan sejarah kehidupannya dari masa kanak-kanak sampai sepanjang
kehidupannya yang isinya menceritakan bagaimana seorang anak desa yang lugu
menjadi seorang penguasa nomer satu di RI, karena otobiografi itu ditulisnya
sendiri sempat menjadi kamuflase terbesarnya saat buku biorgrafi dalam versi
berbeda dan terbit sebelum bukunya diterbitkan yang bertajuk otobiografi
tentang dirinya namun tampaknya membuat imagenya rusak.
Soeharto
sempat dituduh menolak isi otobiografi yang tersebar dalam buku itu dan sampai
membuat buku baru sebagai sanggahannya pada buku tersebut. Hal terpenting yang
harus digaris bawahi adalah otobiografi, sebagaimana dikatakan Cattel tentang
kepribadian bahwa kepribadian merupakan sejarah kehidupan seseorang dari lahir
sampai saat ini usianya maka otobiografi yang berisi cerita kehidupan seseorang
dirasa pas untuk menjadi data analisis kepribadiannya, selain otobiografi
catatan pidato unscripted nya pun
mungkin bisa sedikit menjadi data tambahan yang menarik untuk di analsis.
Sisi
gelap yang belum terungkap dalam diri Soeharto adalah bagian dari kepribadian
yang ikut dalam analisis keseluruhan kepribadiannya. Penulis merasa tertarik
untuk mengungkapnya secara komprehensif. Kepribadian berkembang dalam serial
kehidupan seseorang sejak kanak-kanak sampai saat ini. Adler berpendapat bahwa
perkembangan kepribadian seseorang akan sangat subjektif dan tergantung pada
pencapaian tujuan secara sadar oleh individu, manusia adalah mahluk sosial jadi
dia dimotivasi oleh motiff sosial bukan insting seperti yang dikatakan Freud
(Feist &d Feist, 2010). Seseorang mempunya minat sosial yang baik itu
tergantung bagaimana pembelajaran
tentang minat sosial yang terjadi pada masa kanak-kanak. Seluruh perkembangan
masa kanak-kanak mungkin akan menjadi penjelasan dari sisi gelap kehidupan
seseorang, penyebab kenapa seseorang memiliki kepriadian tertentu saat individu
tersebut dewasa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggunakan teori adler
untuk menjelaskan etiologi dari kepribadian Soeharto yang meninggalkan sisi
gelap. Selain etiologi kepribadian Soeharto, penulis akan mengklasifikasikan
tipe keprbadian Soeharto kedalam 4 tipe
kepribadian yang dikemukakan Adler. Penulis menganalisis kasus kepribadian
Soeharto dengan menggunakan data sekunder yaitu dokumen-dokumen catatan
biografi Soeharto yang bertajuk Otobiografi Soeharto dan dengan data kedua
yaitu pidato-pidatonya beserta kebijakan yang dikeluarkannya selama masa
pemerintahan.
BAB II
Kajian Teori
2.1. Biografi Singkat Soeharto
Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia.
Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama
Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan
sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Soeharto masuk sekolah tatkala
berusia delapan tahun, tetapi sering pindah.
Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan,
Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono
pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke
Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan
Prawirowihardjo, seorang mantri tani. Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di
Sekolah Bintara, Gombong, Jawa
Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober
1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti
Hartinah seorang anak pegawai
Mangkunegaran. Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan
tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah
24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti,
Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala
Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan
panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto
memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan
resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota
Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi
Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima
Mandala (pembebasan Irian Barat).
Sebagian
buku yang berisi otobiografi mencatakan bahwa Soeharto adalah bagian dari
revolusi di Indonesia dalam bidang perekonomian terutama tani. Tercatat dalam
Biografi Oxford Enxiclopedia (2004), beberapa karir gemilang yang dilahirkan
Soeharto diantaranya adalah menjadi Komando Staf Angkatan Darat tahun 1965 yang
berhasil menumpas percobaan kudeta yang dilakukan oleh PKI pada tahun tersebut.
Soeharto menerima Surat Perintah Sebelas Maret (SUPERSEMAR) yang isinya menjadi
polemik dimana ada dua versi dari isi SUPERSEMAR, versi pertama mengatakan
bahwa isi dari SUPERSEMAR Soekarno hanya memerintahkan kepada Soeharto untuk
mengambil kendali atas situasi yang terjadi saat itu berupa kericuhan yang
disebabkan oleh angkatan darat. Versi kedua mengatakan bahwa isi SUPERSEMAR
adalah penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Soekarno Kepada Soeharto yang
terpaksa menurunkan Soekarno saat itu yang masih menjabat sebagai Presiden
Republik Indonesia. Sebagian orang yang merasa tidak terima atas
diberhentikannya bung Karno akan merasa bahwa itu adalah penghianatan dari
Soeharto yang akan memporak-porandakkan bangsa ini kelak. Hal ini masih belum
terungkap kebenarannya karena isi SUPERSEMAR pun diragukan keasliannya,
sebagian bukti sejarah hilang dan lenyap pada waktu itu.
Soeharto
membuat beberapa kerja sama dengan Amerika dan Barat saat itu terutama dalam
bidang ekonomi, dia menandatangani kontrak dengan PT Freeport perusahaan yang
dikabarkan awalnya adalah perusahaan bangkrut dan mencoba bangkit kembali
dengan mengeksploitasi sumber daya mineral emas murni saat itu. Soeharto
berhasil membangun Indonesia lewat ekonomi saat itu dengan membuat hubungan bilateral dengan
negara asing dan memaajukkan pertanian Indonesia, namun julukannya sebagai
Bapak Pembangunan sendri adalah hal yang justru menjadi perdebatan karena saat
itu hanya Jawa saja yang mengalami kemajuan ekonomi, padahal Indonesia ini
bukan hanya jawa , banyak daerah-daerah yang ingin memisahkan diri ketika itu
sampai pertumpahan darah.
Soeharto dan Rezim orde baru nya
saat itu terkenal sangat minim sorotan media, semuanya seolah berjalan sangat
lancar. Namun pertanyaanya dimanaka demokrasi saat itu kalau rakyat saja tidak
berani berbicara? Jawabannya hanya siapa yang tahu, isu yang tersebar adalah
semua kegiatan mahasiswa sebagai salah satu penilai demokrasi pemerintahan saat
itu dibuat bungkam, mahasiswa ketika itu tidak boleh mengadakan kegiatan berbau
politik.
Kejadian
1998 akhirnya Soeharto harus dibuat
menyerah pada kekuasaan kerakyatan yang paling tinggi dan menyerahkan
jabatannya sebagai presiden karena takut kekacauan yang terjadi akan lebih
kacau lagi. Selama masa pemerintahannya Soeharto didampingi oleh istrinya yang
juga sama terkenalnya dengan Soeharto saat itu, sebagian mengatakan bahwa
banyak kebijakan Soeharto keluar dari mulut ibu Tien. Soeharto menyerahkan
jabatannya sebagai Presiden RI saat itu yang digantikan oleh BJ Habibie sebagai
wakilnya.
2.2. Teori Kepribadian Psikodinamika Alfred Adler
a.
Alfred
Adler (Psikologi Individual)
Adler
menjelaskan kepribadian yang menekankan pada sifat subjektif dari pencapaian
tujuan, kreativitas dari adaptasi psikologis manusia, sebagai keutuhan
kepridian. Menurut Adler manusia adalah mahluk yang sadar, sadar akan
keberadaan dirinya dan sadar akan alasan dari tingkah laku yang dimotivasi oleh
tujuan hidup dan penghindaran nferioritasnya (dalam Feist & Feist,2010).
Adler adalah murid Freud namun dia mengembangkan gagasan yang jauh dari gagasan
Freud, Adler merupakan pengembangan psikodinamika yang lebih berorientasi pada
ego (kesadaran), karena manusia sadar akan tujuan dan berusaha menggunakan jiwa
nya sebagai bagian dari manusia yang independen tidak terkat dengan insting
karena jiwa itu kreatif.
b.
Oedipus Complex
-
Freud :
Menekankan pada kateksis seksual
terhadap orang tua yang berlainan jenis, kateksis permusuhan terhadap orang tua
sejenis.
-
Adler:
Perjuangan anak untuk mengatasi
kelemahan dan inferioritasnya, atau disebut juga upaya anak untuk mencapai
superioritas dari seseorang atau ayahnya.
c.
Dorongan/
TujuanS
Individu
mencari kebahagian dengan memenuhi potensi-potensinya dengan mewujudkan tujuan
hidupnya tidak cukup dengan memuaskan dorongan (insting).
d.
Inferioritas
dan kompensasi
-
Inferioritas Organ:
organ yang kurang baik perkembangannya yang paling cepat menyerah pada tuntutan
lingkungan , jika dihubungkan dengan keadaan psikisnya seseorang mungkin bisa
mengalami perasaan inferior karena inferiortas organ atau inferioritas pada bidang
tertentu.
-
Perasaan inferior
Perasaan rendah diri yang muncul
akibat mengalami kekurangan baik pada fisik maupun aspek psikologi atau sosial
yang dirasakan secara subjektif oleh diri sendiri ataupun yang terlihat secara
nyata di permukaan, contoh : catat tubuh.
e.
Perjuangan
untuk sukses/ Mencapai Superioritas
Individu
akan berjuang untuk mencapai superioritasnya, yang merupakan cara untuk
mengkompensasi inferioritasnya. Kekuatan perjuangan (Striving Force) tersebut dibawa individu sejak lahir namun
memerlukan pengembangan.
Tujuan
akhir adalah hal yang diperjuangkan oleh manusia dan cara yang digunakan untuk mencapai
tujuannya tersebut membentuk suatu konsistensi yang akan menggambarkan
kepribadian individu (Feist & Feist, 2010).
f.
Daya
Kreatif , Gaya Hidup dan Minat Sosial
Merupakan
kemampuan individu untuk secara bebas membentuk perilaku dan menciptakan kepribadian mereka. Setiap
individu memiliki tujuan pribadi yang akan dicapainya melalui daya kreatif.
Gaya hidup adalah pendekatan yang secara konsisten digunakan individu untuk
mencapai tujuan dalam hidup. Gaya hidup diperoleh pada usia 4/5 tahun melalui
pengalaman pengasuhan pada masa kanak-kanak (Feist & Feist, 2010)
Adler
mengatakan bahwa sebagian tingkah laku indvidu ini dimotivasi oleh minat
sosial, minat sosial adalah keinginan dalam diri seseorang untuk berkonsentrasi
pada kesejahteraan orang lain dan masyarakat (Feist & Feist, 2010). Adler mengatakan bahwa
minat sosial yang dimiliki seseorang berawal dari ibu dan anak-anak selama awal
masa pertumbuhan. Cara orang tua memberikan pengasuhan pada masa kanak-kanak
dapat mempengaruhi minat sosial anak ketika dewasa (Feist& Feist, 2010).
Individu
yang tidak matang dan memiliki minat sosial rendah akan berpusat pada dirinya
sendiri dan berjuang untuk kepentingan pribadi dalam memperoleh
superioritasnya. Sedangkan tugas individu dalam perkembangan kepribadian adalah
menghadapi berbagai macam tugas kehidupan yang membutuhkan minat sosial. Tugas
kehidupan diantaranya adalah tugas pekerjaan yaitu menghasilkan pekerjaan yang
bermanfaat bagi orang lain dan meningkatkan perkembangan masyarakat, tugas
kedua adalah tugas kemasyarakatan dimana individu diwajibkan bekerja satu sama
lain untuk membangun komunitas masyarakat/ dunia yang tujuannya untuk membuat
perbedaan positif dalam masyarakat.
g.
Tipe
Kepribadian
g.1.
Rulling Dominant Type
Tipe
asertif, agresif, dan aktif, sangat manipulatif dan menguasai situasi, namun
minat sosial nya rendah, bahayanya adalah aktivitas diarahkan pada hal-hal yang
sifatnya anti sosial.
g.2. Getting Learning Type
Tipe
yang mengharapkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, yang
akan menyediakan hal-hal terkait minat mereka. Mereka bersandar pada orang lain
untuk memenuhi kebutuhannya.
g.3.
Avoidant type
Cenderung
menghindari masalah dan minat sosial rendah
g.4.
Social Usefull Type
Merupakan
tipe kepribadian yang paling sehat, apabila mendapatkan masalah seseorang
dengan tipe kepribadian ini akan menghadapinya secara langsung dan
menyelesaikannya. Berorientasi pada sosial dan siap untuk bekerja sama dengan
orang lain untuk memenuhi tugas-tugas kehidupan.
h.
Urutan
kelahiran pada kepribadian
h.1. Anak Sulung
Mendapatkan
perhatian sampai anak kedua lahir akhirnya harus berbagi kasih sayang. Dapat
membenci orang lain karena kasih sayangnya terambil, melindungi diri terhadap
perubahan nasib. Anak sulung menjadi mandiri karena orang tua mempersiapkannya
sebelum adiknya lahir, dan memiliki tanggung jawab yang besar, kecenderungannya
adalah meraih lebih banyak prestasi
h.2.
Anak Tunggal
Sangat
manis dan penuh kasih sayang, cenderung mengembangkan kepribadian yang mengikat
untuk menarik perhatian orang lain.
BAB III
Analisis Kepribadian
Adler Menjawab Suharto
Kecil
Jika dilihat dalam latar belakang
keluarganya saat kecil, pada masa kanak-kanak
Soeharto tidak terlalu dekat dengan kedua orang tuanya. Ibunya bercerai
dan menikah lagi dengan ayah tirinya, pada usia 40 hari dia dititipkan pada
seorang guru spiritual untuk dipelihara. Usia 4 tahun dia tinggal dengan ibunya
dan usia 8 tahun dia tinggal dengan bibi-nya. Soeharto kecil yang beberapa kali
mendapat peralihan pengasuhan dari guru spiritual, ibunya sampai ke bibi-nya
membuat inkonsistensi pengasuhan. Pada kepribadiannya ketidak konsistenan dari
pengasuhan ini akan berdampak pada bagaimana dia mengembangkan minat sosialnya,
tujuan, dan perasaan iferior yang akan berkembang menjadi keinginan pencapaian
superioritas (Adler dalam Feist & Feist, 2010).
Minat sosial pada diri Soeharto
tergolong kurang optimal jika direlevansikan dengan teori Adler, keadaan ini
mungkin disebabkan karena sejak kecil dia tidak berada dalam pengasuhan ibunya.
Sebagaimana dikatakan oleh Adler bahwa minat sosial dalam diri individu ini
berawal dari relasinya dengan ibu pada masa pertumbuhan saat kanak-kanak,
Soeharto saat kanak-kanak hanya mendapat selang waktu 4 tahun dengan ibunya
sebelum akhirnya tinggal dengan bibi nya. Hal lainnya yang menyebabkan minat sosial
Soeharto tidak berkembang optimal diantaranya adalah pola pengasuhan yang tidak
konsisten, saat bayi dia melewati pengasuhan dengan guru spiritualnya sampai
usia 4 tahun dia merasakan pengasuhan
ibunya, dan ketika usia nya 8 tahun dia bersama bibinya.
Soeharto
dewasa memang terbilang sangat sukses, karir nya di militer yang cemerlang dan
akhirnya menduduki puncak kekuasaannya sebagai presiden merupakan
kesuksesannya, lalu dengan bukti-bukti demikian apakah kita bisa menggolongkan Soeharto pada pribadi dengan minat sosial
tinggi seperti yang dikatakan Adler bahwa ketika individu memiliki minat sosial
tinggi akan mampu melaksanakan tugas kemasyarakatannya untuk membangun
masyarakat dan suatu komunitas didala dunia? Belum tentu. Soehart memang
menunjukkan kepeduliannya pada publik dan rakyat Indonesia tapi untuk menggolongkannya pada
minat sosial tinggi bukti pembangunannya dirasa belum cukup karena mungkin saja
motif dalam diri Soeharto bukan semata-mata karena memperjuangkan publik tapi
untuk kepentingan akan kekuasaannya saat itu.
Mengapa
saya mengatakan Soeharto tidak memiliki minat sosial tinggi ? karena seseorang
dengan minat sosial tinggi tidak akan berjuang untuk dirinya sendiri
semata-mata karena pencapaian superioritas akan rasa rendah diri. Saya melihat
segala jenis kebijakan Soeharto kali itu terlahir untuk kepentingannya sendiri,
contohnya membangun Indonesia dengan ekonomi dengan menjual hasil-hasil tani
saat itu dan mengikuti beberapa organisasi perdagangan di tingkat dunia yang dilaksanakan PBB.
Padahal sebelumnya presiden sebelum Soeharto jelas-jelas menolak untuk
bergabung dengan PBB atau organisasi sebelumnya dengan beberapa alasan.
Kebijakan itu tetap diambil Soeharto alhasil pembangunan yang terjadi saat itu
tidak merata, pembangunan yang sukses hanya didaerah jawa dan luar dari jawa
pembangunan hanyalah mitos. Hal lainnya adalah kebijakannya tentang perizinan
untuk PT Freeport yang sekarang menjadikan lahan Indonesia yang penuh dengan
emas dan logam lainnya tereksploitasi habis karena produksinya yang
terus-menerus, padahal bung Karno jelas-jelas menolak bekerja sama dengan Freeport sebelum masyarakat Indonesia
sendiri siap untuk mengelolanya.
Keputusannya
tetap akan bekerja sama dibuat Soeharto setelah dirinya resmi dinaikan sebagai
presiden, keputusan itu mungkin akan baik untuk karirnya sendiri sebagai
presiden tapi dampak bagi rakyat Indonesia sendiri malah buruk. Contohnya
banyak rakyat sekitar kawasan Freeport yang ditembaki karena mencoba menyair
bubuk-bubuk emas yang ada di sungai kecil tempat limbah produksi berada. Rakyat
sekitar pabrik yang harusnya terjamin secara ekonomi maupun keamanan malah
dibuat miskin dan tidak berdaya oleh hasil keputusannya bekerja sama dengan
Freeport. Oleh karena itu saya merasa kalau tujuannya menjadi presiden dan
berpolitik saat itu bukan karena minat sosialnya yang tinggi tapi semata-mata
karena keinginan pencapaian tujuannya sebagai orang paling berkuasa saat itu. Seseorang
dengan minat sosial yang tinggi tidak akan hanya berorientasi pada pencapaian
dan kesuksesan diri atau kelompoknya saja , tetapi untuk tujuan bersama. Bukti
berikutnya adalah pembangunan yang dilakukannya yang hanya dilakukannya di
tanah jawa.
Soeharto kanak-kanak
yang inferior dan Perjuangannya untuk Superioritasnya
Hal yang
memungkinkan perasaan inferior yang dimiliki Soeharto adalah karena pengasuhan
sejak kecil yang dihabiskannya bukan dengan orang tuanya. Latar belakang
keluarganya yang hanya sebagai petani dan pembantu lurah mungkin menyebabkan
sebagian dari diri Soeharto yang Inferior. Selain itu Soeharto pada masa
kanak-kanak hanya di sekolahkan di Sekolah Desa, yang mungkin bukan tempat
sekolah-sekolah elit yang didirikan Belanda karena Orang tuanya hanya seorang
petani, tidak ada latar belakang orang tua atau keluarga dari elit politik
seperti Bung Karno yang memang berasal dari keluarga dengan latar belakang
politik islam yang memberikan dukungan kepada Bung Karno kanak-kanak dan Bung
Karno remaja untuk belajar politik. Latar belakang keluarga, pendidikan dan
pengasuhan yang berbeda jauh dari Soekarno yang mungkin mendorong perasaan
Inferior dalam diri Soeharto dalam kehidupan berpolitik dan karirnya saat itu.
Perasaan inferior atau rendah diri
bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan fisik yang jelas terlihat, tapi bisa
karena pemikiran subjektif diri sendiri yang menganggap self nya mempunyai
kekurangan (Adler dalam Feist & Feist, 2010). Perasaan inferior yang
dimiliki seseorang akan mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu guna
mencapai superioritas, pencapaian akan keadaan superioritas adalah kompensasi
terhadap kekurangannya. Pencapaian akan superioritas ini dapat berupa tujuan
yang ingin dicapai yang melibatkan cara untuk mencapainya, bagaimana cara
mencapainya ini akan membentuk suatu konsistensi yang berwujud kepribadian.
Pencapaian Superioritas Soeharto
Keinginan untuk menjadi superioritas sudah terlihat
dari ketika dia remaja ketika ia mulai
mempelajari pelajaran filsafat agama dan pembukuan, di mana dia merasa kurang
di dalam hal tersebut karena di dalam sekolahnya ia tidak mendapatkan pelajaran
mengenai pembukuan dan sebagainya. Perjalanannya dalam
meraih superioritasnya ditunjukkan dengan proses pertama yang dia lalui yaitu
memasukki sekolah militer, karir Soeharto dalam dunia militer dilaluinya dengan
sungguh-sungguh dimulai dari awal pendidikan Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara,
Gombong,
Jawa Tengah pada tahun 1941. Lulus
dengan predikat terbaik Beliau resmi
menjadi anggota TNI pada 5 Oktober.
Kesungguhan
Soeharto dalam pencapaian superioritasnya ditunjukkan dengan perkembangan
karirnya setelah lulus sebagai TNI. memulai
sebagai
sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan
resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota
Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi
Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima
Mandala (pembebasan Irian Barat). Pencapaiannya yang
terus menaik seperti anak tangga ini memperlihatkan bagaimana kompensasinya
terhadap inferioritasnya terhadap identitas di kehidupan masa kanak-kanaknya
yang hanya sebagai anak desa yang lugu dengan pencapaiannya dan prestasinya di
dunia militer yang menjadikan dirinya Jendral besar dan tercatat dalam sejarah.
Jejak Hitam kepribadian Soeharto
Dalam
pencapaian akan superioritasnya kepribadian Soeharto sedikitnya menyisakan
kesan bahwa sebagai Jendral saat itu kesetian dan sikap komitmen tinggi
ditunjukkannya. Namun tidak sesuai kenyataanya, Soeharto memiliki sisi gelap
dari kepribadiannya yang mendorongnya memiliki tujuan dan kompleksitas saat
mencapai superioritasnya. Tujuannya tidak lagi untuk kepentingan bersama saat
itu terlebih karena pengalaman masa kecil yang mendorong minat sosialnya
sebagai dasar kepribadian berkembang sehat tidak berkembang dengan optimal.
Rasa
tidak terimanya terhadap inferioritas keluarganya dan pengalaman masa kecilnya
yang kurang secara emosional dengan orang tuanya membuat minat sosialnya
terarah untuk superioritas pribadi seperti yang dikatakan pada paragraf
sebelumnya. Superioritas pribadi ini menagarahkan Soeharto pada keinginan akan
kekuasaan politik. Saat kekacauan yang terjadi pada angkatan darat karena
ingin turut serta dalam perpolitikan
saat itu, sisi gelap Soeharto mulai terlihat. Kekacauan yang terjadi pada
angkatan darat tersebut disebut-sebut didalangi oleh negara barat yang ingin
menghancurkan Soekarno saat itu, puncaknya adalah ketika SUPERSEMAR keluar dan mengangkat
Soeharto sebagai Presiden saat itu. SUPERSEMAR isinya diragukan saat itu
terkait pemindahan kekuasaan atau perintah untuk menjaga stabilitas. Soeharto
berhianat pada Soekarno saat itu, Adler mengatakan bahwa semua bisa dilakukan
seseorang untuk mencapai tujuan dan superioritasnya. Caranya yang sedikit licik
mungkin disebabkan oleh minat sosial nya yang memang rendah , dikatakan ketika
seseorang memiliki minat sosial rendah maka tujuannya hanya terarah pada
pencapaian pribadi.
Kebijakan-kebijakan Soeharto dan Kaitannya dengan
Kepribadiannya
Kepribadian
seorang individu yang berperan sebagai pemimpin akan mempengaruhi pengambilan
kebijakan pada pemerintahannya. Sebagai individu politik, seperti kata
Budiarjo(2006) dalam buku saku psikologi
Politik M Faisal(2013 ) mengatakan bahwa ilmu politik adalah tentang kebijakan,
keputusan negara dan kekuasaan, dimana pasti terdapat mahluk politiknya yang
memiliki lima unsur yaitu kognisi, sikap, nilai, identitas, emosi, maka
menjelaskan bahwa pribadi individu sebagai politik dengan kepribadiannya
berpengaruh pada keputusan yang di ambil.
Kepribadian
Soeharto dengan minat sosial rendah dan lebih terfokus pada pencapaian
superioritas pribadi mempengaruhi beberapa kebijakan yang lahir saat itu.
Diantaranya kebijakannya akan pembangunan ekonomi melalui tani dikeluarkannya
karena sebelumnya dia merasa inferior karena latar belakang keluarganya dan
dibesarkan oleh orang tua dengan latar belakang petani, menurut saya
kebijakannya itu hanya akan memberikan dampak pada dunia bahwa pembangunan
Indonesia yang baik itu dengan membangun ekonomi Indonesia melalui tani, hal yang
membuatnya inferior diubah menjadi kekuatannya untuk mencapai superioritas saat
itu dan pengakuan dari masyarakat jawa. Penyebab dari itu semua superioritasnya
sebagai presiden diakui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang populasi nya lebih banyak di Jawa,
terlebih mayoritas masyarakat jawa hidup dengan bertani ketika itu. Minat
sosialnya hanya diarahkan pada petani yang dilatar belakangi oleh penyebab
inferioritas yang terbentuk pada diri Soeharto pada masa kanak-kanak.
Kebijakan
kedua adalah saat menerima kontrak kerja sama dengan PT Freeport yang menjadi
perusahaan paling menyengsarakan rakyat sekitar sampai sekarang memperlihatkan
bukti bahwa minat sosial Soeharto sangat rendah. Jika saja minat sosialnya
tinggi Soeharto mungkin akan memilih untuk menolak kerja sama dan membuat
sumber daya berupa emas itu diolah bersama-sama saat itu. Namun hal ini terjadi
karena kompensasi atas inferioritasnya dulu, jika berdasarkan teori Adler saya
mengambil asumsi jika saja waktu itu minat sosial Soeharto berkembang dengan baik mungkin saja sisi
gelap dalam diri Soeharto ini tidak akan muncul dalam kepribadiannya dan
meminta untuk diberikan kompensasi pada saat dewasa.
Kebijakan
membungkap mahasiswa waktu itu menujukkan bahwa Soeharto sangat menjaga harga
dirinya. Menjaga harga dirinya adalah upayanya agar superioritas dalam dirinya
bisa terus dipertahankan. Ketika masa pemerintahannya ada satu kebijakan dimana
aktivitas mahasiswa sangat dibatasi terutama yang berbau politik, Soeharto
menyadari bahwa kedaulatan paling tinggi ada di tangan rakyat dan dia mencoba
cara yang mungkin bisa dibilang kreatif dengan membisukan mahasiswa, surat
kabar, dan media pemberitaan lainnya, tidak boleh ada yang berbicara masalah
politik ketika itu meskipun korupsi dan kejahatannya sudah tercium kemana-mana.
Semua yang melanggar tidak tanggung-tanggung akan dibunuh. Soeharto memiliki
tingkat kecemasan yang diluar batas ketika terkait harga dirinya sebagai
presiden saat itu. Semua hal yang mengancam superioritas nya dihindarkan untuk
terjadi dengan berbagai kebijakannya.
Perlu
digaris bawahi dalam bahasan paragraf sebelumnya adalah bagaimana kepribadian
salah satu orang saja ketika dia menjadi seorang pemimpin dapat mempengaruhi
kebijakan yang diambil, dan kebijakan ini dapat memberikan dampak juga bagi
masyarakat lainnya.
BAGAIMANA TIPE
KEPRIBADIAN SOEHARTO MENURUT ADLER?
Bahasan
sebelumnya menjelaskan tentang bagaimana dinamika kepribadian Soeharto yang
menghasilkan kesimpulan bahwa Soeharto memiliki minat sosial rendah dimulai
dipengaruhi oleh setiap dinamika perkembangan yang terjadi pada masa
sebelumnya, pada bahasan kali ini penulis mencoba mengklasifikasikan tipe
kepribadian Soeharto berdasarkan tipe kepribadian yang dikemukakan Adler.
Penulis mengklasifikasikannya berdasarkan hasil dari dinamika kepribadiannya
selama usia perkembangannya yaitu minat sosial rendah dan orientasinya pada
pencapaian superioritas pribadi yang tinggi.
Dari
hasil study literatur dan analisis terhadap dinamika perkembangan kepribadian
pada paragraf sebelumnya menghasilkan satu kesimpulan yang diambil penulis
tentang tipe kepribadian. Penulis mengklasifikasikan kepribadian Soeharto
kedalam tipe kepribadian Rulling Domminant Type , dalam tipe ini seseorang akan memiliki trait agresif, asertif dan aktif , tipikal
manipulatif karena kemampuannya untuk memahami situasi dan kehidupan
orang-orang didalamnya, namun minat sosial yang rendah membuat aktivitasnya
terarah pada sesuatu yang sifatnya anti sosial dan kepentingan diri sendiri.
Tipe
ini tepat untuk mengklasifikasikan Soeharto didalamnya , karena Soeharto memang
cerdik beliau mampu membaca setiap situasi yang menguntungkan dirinya saat itu.
Situasi pertama adalah kesempatan masuk sekolah militer karena saat itu
Indonesia dalam posisi dijajah oleh Belanda dan untuk mencapai superioritasnya
dia harus masuk sekolah militer, kedua adalah mengambil kepercayaan dari bung
Karno melalui perlindungan militer, dan melihat kesempatan untuk memanipulasi
isi SUPERSEMAR saat kepercayaan rakyat terhadap bung Karno mulai menurun saat
itu guna pencapaian superioritasnya. Setelah itu upayanya dalam membaca situasi
pun diperlihatkan olehnya saat Indonesia sedang mengalami keterpurukan ekonomi
Soeharto membangun Jawa melalui Ekonomi Pertanian yang kelak melahirkan
julukannya sebagai Bapak Pembangunan, tidak ada yang sadar saat itu kalau
daerah lain ada yang tidak tersentuh pembangunan dan ingin keluar dari
Indonesia karena media pemberitaan dibungkam saat itu.
Minat
sosialnya yang rendah mendorong Soeharto yang agresif untuk mencari perjuangan
atas superioritas pribadi saat itu. Karena minat sosial itu pun seseorang tidak
akan mampu secara optimal untuk selesaikan tugas kehidupan salah satunya adalah
tugas kemasyarakatan. Didalamnya termasuk bekerja sama satu sama lain dan
menmbangun suatu komunitas masyarakat dunia, tugas ini kurang optimal
dilakukannya karena pembangunan saat itu
hanya ditunjukkannya untuk kompensasi inferioritasnya, entahlah ini hanya
pendapat saya melihat dari grafik pembangunan yang tidak merata.
KEPRIBADIAN BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
Adler
dalam Feist&Feist (2010) mengemukakan kepribadian seseorang berdasarkan
urutan kelahiran. Berdasarkan urutan kelahiran Soeharto merupakan anak tunggal dari urutan kelahiran ini dapat disimpulakn beberap
hal di mana posisinya sebagai seorang anak tunggal yang mewakili sifat positif
seperti seorang yang bertanggung jawab dan organisator yang baik, ini terbukti
dengan kompetensinya yang dapat menjadi seorang presiden dan perwira militer
dan sifat negatif yang turun adalah masalah takut kehilangan nasib baik yang
berarti ia selalu curiga dengan orang lain dan ia berusaha untuk menaklukan oraang
yang menghalanginya. Posisi sebagai anak tunggal ia mewarisis beberapa sifat
negatif anatara lain ia selalu merasa dirinya benar
dan tidak mau disalahakan, ini adalah salah satu ciri diktator yang otoriter,
semua hal yang dilakakuan oleh dia dalah sesuatu hal yang benar.
Selain
itu kecenderungan yang tidak bisa terlupakan sebagai anak tunggal Adler dalam
Feist & Feist (2010) adalah anak tunggal adalah anak yang sangat manis dan
penuh kasih sayang, karena itu anak tunggal cenderung mengembangkan perilaku
yang memikat agar tampak menarik bagi
orang lain, hal ini ditunjukkan Soeharto yang selalu terlihat tekun dalam mempelajari
sesuatu, ketekunannya saat dalam dunia militer sampai menjadikannya jendral
kepercayaan saat itu dan sebutan bapak pembangunan yang ditunjukan saat itu
karena telah berhasil membangun Indonesia melalui ekonomi pertanian.
BAB IV
Kesimpulan & Diskusi
a.
Kesimpulan
Soeharto
memiliki tipe kepribadian rulling domminant type dengan minat sosial rendah yang
ditunjukkan lewat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya saat menjabat menjadi
presiden. Kebijakannya hanya memberikan dampak bagi superioritas pribadinya dan
tidak menekankan pada kebersamaan seperti yang digambarkan Adler ketika
individu memiliki minat sosial tinggi. Minat sosial ini adalah dasar individu
berkembang dan membentuk kepribadian sehat. Minat sosial rendah ini diperoleh
Soeharto karena tidak mendapatkan pembelajaran optimal tentang minat sosial
pada masa kanak-kanak. Dikatakan bahwa minat sosial ini diperoleh saat
kanak-kanak dan ibu memiliki peranan sentral untuk membentuk minat sosial dan
mendorong minat sosial anak untuk keluar. Namun, pada kasus ini masa
kanak-kanak Soeharto mengharuskannya berganti pola pengasuhan dan ketidak
konsistenan ini mendorong ikatan emosional tidak terjalin dalam diri Soeharto
terhadap keluarganya , sehingga yang seharusnya keluarga menstimulasi
perkembangan minat sosialnya menjadi tidak.
Soeharto
berkembang dengan dinamika yang sesuai dikatakan Adler yaitu mencapai
superioritas dan tujuannya sebagai kompensasi dari inferioritasnya. Namun
sayangnya hal ini tidak diimbangi oleh minat sosial yang baik sehingga
kompensasi ini lebih mengarah pada superioritas pribadi. Terlebih catatan
Soeharto ada pada kehidupan politik yang didalamnya tidak selalu baik. Hasil
dari hal tersebut Soeharto menurut saya menjadi tidak mampu melaksanakan tugas
kehidupannya yang lebih luas yaitu tugas kemasyarakatan sebagaimana definisi,
karena keadaan Indonesia justru semakin memburuk setelah Soeharto turun. Angka
korupsi, makin banyaknnya raksasa-raksasa jahat dari barat datang untuk
mengeksploitasi sumberdaya di Indonesia. Kepemimpinannya menghasilkan satu luka
pada beberapa orang, menghasilkan kekaguman pada beberapa orang yang perlu
digaris bawahi adalah bagaimana kita memandang sisi gelap dari kepribadian
seseorang saat ini adalah manifestasi dari perkembangannya saat kanak-kanak.
Diskusi
Kesulitan
saat melakukan diagnosis ini adalah saat memposisikan diri saya sebagai
psikolog yang netral yang harus memandang suatu masalah bukan hitam dan putih
melainkan abu-abu. Namun menjadi tantangan tersendiri ketika saya harus
mendiagnosis kepribadian tokoh nasional yang saya benci, Soeharto. Soeharto
bisa dibilang adalah tokoh nasional yang sangat saya benci, namun ketika
membicarakan diagnosis yang tujuannya adalah memberikan perbaikan kualitas
hidup bagi seseorang maka yang pertama dilakukan adalah bagaimana kita
memposisikan diri kita senetral mungkin.
Hal terpenting yang dihasilkan
ternyata prior knowledge atau pengetahuan awal saya tentang sosok Soeharto dan
Skema saya tentang Soeharto bisa mempengaruhi saya saat melakukan diagnosis
kepribadiannya. Skema kognitif saya yang telah membentuk kesan negatif tentang
Soeharto akan berpengaruh pada analisis kepribadian yang saya buat.
Terpenting dalam bahasan kali ini
adalah bahwasanya ketika seseorang memiliki sisi gelap dari kepribadiannya,
jika memang tujuan kita adalah perbaikan kualitas kehidupan maka tidak ada
salahnya itu diungkap. Karena kepribadian bukan hal yang saja terlihat namun
sisi yang tidak terlihat pun akan jadi kepribadian dan mungkin lebih dominan. Semua
yang ditampilkan saat ini mungkin saja terkaitan dengan masa kanak-kanaknya
yang kurang memberikan kesempatan kepada diri nya untuk berkembang secara
optimal. Lalu ketika itu terjadi hal
terpenting yang diperlukan adalah informasi dan pemahaman yang komprehensif
lalu penanganan yang optimal dari informasi yang didapat.
Daftar Pustaka
-
Feist, J. &
Feist,G.J. 2009. Theory of personality
(Ed. 7). New York: Mc Graw-Hill