Selasa, 27 Mei 2014

“Know and controle your personality Immadiately! or you be “Next” Hannibal Lecter”



A.     Personality  (who Am I? Killer? Nice? Human Being?)
A.1. Alport
Terdiri dari organisasi sistem psiko fisik yang menentukan cara penyesuaian diri individu terhadap lingkungannya (Alport dalam Feist & Feist,2008). Alport mengatakan bahwa kepribadian seseorang terbentuk dari trait (komponen psikis)  yang saling berhubungan, dan didalamnya dipengaruhi pula oleh faktor fisik. Faktor psikis dan fisik akan membentuk suatu kepribadian yang ditampilkan maupun tidak ditampilkan guna menyesuaikan diri dengan lingkungan.
A.2. Freud
Freud mengatakan bahwa personality adalah dinamika yang terjadi antara struktur ID , EGO dan SUPER EGO , Freud mengatakan bahwa tahap pembentukan kepribadian pada seseorang sangat ditentukan pada masa kanak-kanak dengan berhasil atau tidaknya anak tersebut melalui setiap tahap psikoseksual  dimulai dari anal sampai dengan genital. Jika salah satu terganggu maka akan mengalami gangguan yang dimunculkan saat dewasa (Feist & Feist, 2008). Teori kepribadian yang dikemukakan Freud sangan di motivasi oleh faktor ketidak sadaran berupa dorongan primitif terdiri atas eros (dorongan untuk hidup, berkembang biak dan kebutuhan akan seks), dan tanatos (agresi atau mati), ego sebagai komponen kesadaran yang mengatur dinamika ID , EGO, dan SUPER EGO , ketika tidak sesuai atau berlebihan yang biasanya dilakukan manusia adalah mencari fiksasi atau melakukan defense mechanism.
            A.3. Eyesenck
Hans  Jurgen Eyesenck (dalam Feist & Feist 2008) mengungkapkan mengenai kepribadian dimana kepribadian itu memiliki komponen psikometri dan bilogis yang kuat, pemikiran eysenck didasarii oleh pavlov bahwa semua prilaku punya komponen biologis , dan mempunyai data psikometri artinya harus terukur. Masalah ketika harus terukur adalah menentukan hal objektif  yang terlihat bisa diamati dan diukur baik frekuensi intensitas dan lain-lain.  Dalam Eyesenck  kita melihat kepribadian seseorang berdasarkan trait yang bisa diamati dengan data psikometri.
Eyesenck mengungkapkan mengenai hierarki pengukuran kepribadian (Dalam Feist & Feist, 2008):





A.     Hirarki Pengukuran Kepribadian

1.      Tindakan Spesifik atau Kognisi:
Perilaku atau pikiran individu yang merupakan karakteristik atau bukan karakteristik individu. Misalnya, seorang mahasiswa menyelesaikan tugas tepat waktu.

2.      Habbit
Tindakann kebiasan atau kognisi kebiasaan = respon-respon yang berulang pada kondisi yang sama. Misalnya, mahasiswa sering kerjakan apapun sampai selesai dan disiplin.

3.      Trait
Respon kebiasan yang saling berhubungan.

4.      Type
Terdiri dari trait yang saling berhubungan.


Memahami kepribadian dari beberapa ahli memang berbeda tapi pada intinya kepribadian menentukan cara penyesuaian diri terhadap lingkungan. Kepribadian dibentuk karena perkembangan kepribadian sebelumnya, sangat penting untuk kenali diri kita lebih awal siapa kita, bagaimana kita, agar kepribadian yang terbentuk sehat baik fisik maupun komponen psikis guna menyesuaiakan diri dengan baik di lingkungan. Adakah masalah kerpribadian yang membahayakan? Ada meskipun baru sebagian kecil tapi pasti ada  entah itu korban atau pelaku-pelaku  yang lain.







“Hannibal is Canibal, Hannibal analysis of personality”

A.     Synopsis Hannibal Lecter
As Psychiatric  Forensic .

Lecter seorang psikiatris forensik yang cerdas namun merupakan pembunuh berdarah dingin, diceritakan dalam silence of the lamb Lecter berada dalam penjara karena melakukan berbuatan keji yaitu menjadi pembunuh dan seorang kanibal. Dalam Silence of The Tamb Lecterl mengendalikan dengan dingin kasus pembunuhan sadis yang dilakan oleh seorang tersangka yang memang pasien dari Lecter sebelumnya. Dalam hal ini lecter dimintai keterangan oleh salah seorang agen FBI untuk memberikan petunjuk mengenai kasus pembunuhan berantai dan kejahatan seksual terutama saat itu penculikan pada putri senator Amerika. Pada Hannibal (2001) tokoh Hannibal Lecter tidak begitu menonjol karena dalam seri kali ini memuat mengenai lepasnya Lecter dan Pencarian Lecter, Lecter membunuh beberapa lawannya dengan keji dan menyeramkan. Berikutnya dalam Red Dragon tokoh lecter diceritakan protgonis dimana Lecter membantu agen FBI yang sebelumnya berhasil menangkap Lecter memberikan keterangan teka-teki kasus pembunuhan berantai yang korbannya adalah keluarga-keluarga.
Pelaku pembunuhan sadis ini sebelumnya sempat mengalami sadisme pada masa kanak-kanak oleh neneknya yang menyebabkan trauma dan mencari fiksasi dengan meniru dan terinsirasi oleh cara Lecter membunuh korbannya. Lalu pada Hannibal Raising menceritakan kisah hidup Lecter ketika kecil , dimana dia harus melihat tidakan sadis saat perang tersebut yang menewaskan orang tuanya, menyaksikan adik-nya Mischa menjadi korban kanibalism, saat dewasa Lecter mulai dihantui oleh potongan-potongan mimpinya tentang adiknya Mischa , Lecter tumbuh menjadi seseorang yang dingin, jahat dan sadis, setelah Lecter mengingat memorinya mengenai kejahatan terhadap Mischa, Lecter mulai membalas dendam adiknya Mischa, karakternya sebagai pembunuh dimulai dari pertama kali dia membunuh dengan sadis tukang daging yang menghina bibi nya, lawan main Lecter adalah anggota FBI yang juga sama-sama korban kejahatan perang.

B.     Beberpa teori menjelaskan Kepribadian yang dimiliki lecter :
-          Surface Trait (trait permukaan) merupakan sifat yang terlihat dan dimunculkan seseorang ke permukaan (cattel dalam Feist & Feist ).  Dalam hal ini surface trait yang dimiliki lecter adalah dingin, pendiam, sadis, anti sosial, tidak memiliki empati, kreatif menemukan metode untuk balas dendam dan mengingat ingatan masa kecilnya yang ditunjukan melalui beberapa cara membunuh korban-korbannya.

-          Source trait (trait dasar ) Merepresentasikan variable-variable yang mendasari , menentukan manifestasi trait-trait yang muncul di permukaan.
Dapat dilihat melalui alasis faktor yang mengestimasikan faktor-faktor yang menjadi dasar tingkah laku permukaan.

Setelah melalui beberapa analisis faktor-faktor trait yang muncul ke permukaan source trait untuk Lecter yang digambarkan di film sebagai seorang pembunuh kejam dan seorang psikopat(Feist & Feist ,2008).

Cattel mengatakan bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang memungkinkan untuk memprediksi seseorang pada situasi tertentu (Feist & Feist , 2008). Tingkah laku berjalan menurut hukum dan dimotivasi oleh dynamic trait. Dynamic trait adalah motif yang mendasari seseorang untuk  berprilaku dan mencapai tujuan, dynamic trait diantaranya pertama Attitude tindakan tertentu/ keinginan bertindak untuk merespon situasi tertentu dalam hal ini kecenderungan Lecter untuk mengeluarkan trait sadisme , tidak berempati, dingin, pendiam ditujukan oleh Lecter sebagai respon terhadap situasi nya saat setelah mengingat masalalu menyakitkan yang dialami adiknya dan pada saat menemukan orang-orang yang memakan adiknya , setelah muncul memori tersebut tindakan Lecter menjadi Impulsiv dan akhirnya membunuh korban dengan cara yang sama. Bagaimana trait itu bisa konsisten dan menjadi trait dasar atau kepribadian adalah karena adanya konsistensi, sikap Lecter diatas terulang ketika lecter mendapatkan stimulus dan tiba-tiba mengingat kejadian semasa kecilnya dan melihat pelaku kejahatan pada adiknya tersebut. Stimulus secara tiba-tiba tersebut yang menjadi komponen kedua yaitu Ergs berupa dorongan primitif yang dibawa sejak lahir, insting yang terdapat pada Lecter adalah insting untuk agresi yang disebabkan misalkan karena tiba-tiba teringat kisah tentang adiknya, atau pada saat dipasar bibinya digodai.
Komponen berikutnya adalah sems atau trait yang diperoleh dan dipelajari dalam hal ini adalah kreativitas yang dimiliki oleh Lecter untuk memangsa musuh nya , caranya mengeluarkan kembali musuhnya melalui ingatannya dengan menyuntikkan morphine dan Lecter mengingatnya dengan mimpi dalam mimpi tersebut Lecter menyatukan semua potongan ingatannya menjadi utuh sampai mengingat kembali kejadian Mischa.

Eyesenck menjawab Lecter?
Dinamika kepribadian yang dikemukakan Eyesenck terdiri dari tiga dimensi yaitu P(Psychotichism), E (Ekstraversion), N (Neurotichism). Semua kutub tersebut bipolar kutub Psychotichism (psikopat) lawannya adalah Fungsi super ego dicirikan dengan altruism , high empathy. Kutub Ekstraversion lawannya adalah kutub intraversion kutub ini melihat bagaimana seseorang mengarhakan energi, yang terahir kutub neurotichism lawannya adalah keadaan stabil. Semua orang memiliki kecenderungan masing-masing kutub tersebut hanya pada intensitas yang normal. Eyesenck memiliki Kutub P ,N , dan I yang tinggi. Kutub P ditandai dengan sifatnya yang Agressive saat membunuh korban-korbannya , cold, Egosentris, Impersonal, Impulsive saat bertemu dengan dendam masa lalu nya, Anti social, Unemphatic terlihat dari bagaimana cara Lecter membunuh semua korbannya , Creative, Tough Minded.

Kutub Kecemasan (N)  yang tinggi ditunjukkan oleh Lecter dalam Hannibal Rising dimana tokoh Lecter ketika muda diceritakan mendapat potongan-potongan ingatan mengenai kekejaman yang dialami Mischa dan potongan-potongan mimpi Lecter yang tidak pernah utuh menyebabkan Lecter memiliki beberapa ciri Tipe pencemas yaitu   depressive, guilty feeling, low self esteem, tense, irrational, shy, moody.
Kutub P dan N merupakan dasar untuk mendiagnosis sebagai gangguan psikologis (Eyesenck dalam Feist & Feist,2008). Jadi jika Eyesenck menjawab fenomena Lecter pembunuh sadis maka Eyesenck akan menjawab bahwa Lecter menjadi pembunuh sadis karena kepribadiannya yang merupakan faktor biologis berada pada kutub P (psikopatis) tinggi, Kecemasan (N) tinggi. Trait-trait tersebut yang menyebabkan Lecter menjadi tokoh yang kejam dan dingin saat membunuh korbannya saat balas dendam dan setelahnya.

DSM  menjawab  Penyakit Lecter itu Psikopat?
Dalam DSM IV tidak disebutkan istilah psikopat secara tersendiri dalam kategori gangguan atau penyakit. Namun Hervey Cleckey seorang Dr yang merintis tentang psikopat menggambarkan beberapa ciri-ciri psikopat sebagai pribadi yang like able, charming, inteligent, alert, impressive, confident Inspiring ( Novel The Mask of Sanity, dalam Here 1993). Ciri-ciri yang dikemukakan oleh Hervey dalam novel tersebut sama dengan okoh lecter yang diambarkan dalam cerita Hannibal ini dimana Lecter menjadi seorang dokter yang cerdas, tampan, mengagumkan dengan pengetahuannya namun memiliki sisi gelap sebagai pembunuh dan memiliki sisi tidak bertanggung jawab, dan merugikan masyarakat.

DSM II mengganti istilah Psikopat menjadi sosiopat atau perilaku pelanggaran norma dalam masyarakat dan masyarakat lah yang menjadi korban. Walaupun dalam film ini yang menjadi korban adalah sebagian orang yang pernah berurusan dengan Lecter namun efeknya tetap terasa bagi seluruh masyarakat kota waktu itu, ketakutan akan menjadi korban, apalagi ketika pembunuh-pembunuh lain yang sadis bermunculan yang tercipta karena terinspirasi oleh Lecter.

DSM IV mengklasifikasikan dan memasukkan istilah psikopat sendiri menjadi 10 gangguan kepribadian , yang diantaranya terdapat Anti social Personality disorder namun diantaranya masih mirip-mirip dengan ciri-ciri psikopat. Dalam buku without conscience psikopat diatrikan sebagai “Personality disorder defined by destinctive cluster of behaviors and inferred personality trait, most of which society views as pejorative”. Cluster behavior yang dimaksud dideskripsikan sebagai anti sosial, borderline, histrionic, narcisistic.
Beberapa tehnik dilakukan dalam DSM untuk mengemukakan mengenai psikopat diantaranya adalah wawancara, TAT, Roscach , dan tes lainnya.

Pengamatan saya terhadap tokoh Lecter mengarah kepada kesimpulan bahwa Lecter adalah seorang dengan gangguan kepibadian yang mengarah pada psikopatis. Lecter membunuh korban-korbannya tersebut tanpa rasa bersalah dia menikmati semua yang dilakukannya dari mulai menusuk korban, melihat korban lemah, melihat korban takut, dan melakukan kanibalisme. Lecter melakukan semuanya secara sadar dari mulai menikmati nya, membunuh dan memakan korbannya sendiri pada setiap pembunuhannya. Seperti diatas dikatakan bahwa DSM IV tidak mengklasifikasikan gangguan psikopat secara terpisah dan memasukkannya kedalam kategori personality disorder namun dari 10 personality disorder yang diklasifikasikan dalam DSM IV saya rasa dapat mewakili pribadi psikopat yang dimiliki Lecter.


Berikut definisi dari beberapa gangguan kepribadian yang dikemukakan DSM IV (dalam APA.org ) dan merepresentasikan tokoh Lecter:


a.       Anti social Personality disorder :
Is a pattern of disregard for, and vilation of, the rights of other
b.      Borderline Personality Disorder is a pattern of instability in interpersonal relationship , self image , affects, and marked impulsivity.
c.       Historic personality disorder is pattern of excessive emotionally and attention seeking.

d.      Narcisistic personality disorder is a pattern of gandiosity, need for admiration, and lack of empathy.
Artinya DSM IV menjawab bahwa gangguan yang dimiliki Lecter ini termasuk pada kategori Personality disorder yang kita sering sebut psikopat dan termasuk didalamnya dicirikan oleh beberapa ganguan kepribadian yang dikemukakan di paragraf sebelumnya.
Tentang psikopat sendiri sebenarnya jelas pada istilahnya dimana psyche adalah jiwa dan patologi adalah penjelasan mengenai gangguan, namun psikopat bukan berarti schizofrenia atau gila, karena schizofren dalam DSM IV sendiri dikatakan mengalami penurunan kesadaran dicirikan dengan mengalami waham dan delusi namun psikopat sendiri saat melakukan kejahatan melakukannya dalam kesadaran penuh, hal ini diperlihatkan Lecter saat membunuh dan menikmati proses membunuh tersebut.
Psikopat dalam penelitian-penelitian kali ini sangat diidentikkan dengan perilaku kekerasan dipengaruhi oleh bias pengetahuan awam mengenai psikopat sendiri dan tidak mengacu pada penelitian sebelumnya ataupun DSM IV. Hare (1999) menyusun dimensi mengenai psikopat berdasarkan DSM menjadi dua dimensi yaitu faktor afektif/ interpersonal dan faktor gaya hidup sosial yang menyimpang contohnya yang sering ditemui diantaranya adalah kekerasan, dengan sifat-sifat yang ditunjukannya adalah lack of empathy, shallow emotion, manipulativeness lying, egocentris , low of tolerance, persistent violation personal norms.

Etiologi Psikopatis Lecter
 Dalam bahasan Etiologi akan membahas alasan lecter memiliki kepribadian sebagai seorang psikopat. Hare mengemukakan mengenai alat ukur yang mengukur konstruk psikopat PCL-R namun itu hanya bisa mengklasifikasikan siapa yang psikopat dan siapa yang bukan, tidak bisa untuk mengetahui penyebab kenapa seseorang menjadi psikopat seperti Lecter.  Penyebab seseorang mengalami gangguan kepribadian psikopat (anti social) ini atau gangguan lain pada umumnya tidak lepas dari faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis adalah faktor bawaan dan keadaan fisiologis individu. Dalam film ini tokoh lecter tidak diceritakan mengenai pemeriksaan fisiologis namun untuk mengetahui keadaan fisilogis seorang psikopat  Litman (2004) menjelaskan bawha seseorang dengan gangguan psikopat  memiliki kelainan neurologik pada syndrome neurotic violence, dan Raine et al (2003) mengungkapan bahwa ada kelainan pada corpus collosum.

Faktor diluar faktor biologis dikemukakan oleh Krikman (2002) bahwa seseorang yang mempelajari alasan seseorang menjadi psikopat dengan mempelajari lingkungan sekitar sebelum dia melakukan kejahatan atau pada masa kanak-kanak , hal yang dikemukakan oleh Krikman sejalan denggan teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Freud bahwa manusia berkembang memenuhi tuntutan instingnya dan kepribadian manusia tersebut sangat ditentukan oleh perkembangan yang dilalui pada masa kanak-kanak. Dikatakan mereka yang mempunyai kecenderungan psikopat punya latar belakang masa kecil yang tidak memiliki peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal, sehingga emosinya tidak berkembang dengan baik sehingga anak tumbuh menjadi seseorang yang tidak berempati   dan tidak punya kata hati (conscience).

Hal ini diperlihatkan melalui perkembangan yang dilalui Lecter saat kecil,  Lecter kecil yang menjadi korban  kejahatan perang harus melihat perilaku sadisme yang dihadapinya dan tindakan agresif lainnya, dia tidak sempat belajar mengenai nilai-nilai atau norma-norma masyarakat yang baik demi penanaman super ego karena pada masa itu norma masyarakat tidak berlaku saat perang. Akhirnya komponen kepribadian lain yang lebih menonjol dalam hal ini Freud menyebutnya sebagai Id berisi dorongan agresi dan seksual (Feist & Feist, 2008). Kenapa Lecter penting mendapat pemahaman akan norma karena jika norma tersebut sudah terinternalisasi dalam diri Lecter akan ada fungsi superego yang bekerja , Freud mengatakan ada fungsi super ego yang bekerja ketika menghadapi tuntutan id yaitu Conscience atau hati nurani yang mana ditujukan degan rasa bersalah ketika tidak bisa menyeimbangkan id , dan ada ego ideal yaitu keinginan untuk selalu berbuat baik sesuai norma. Lecter tidak mendapat kesempatan untuk memahami nilai-nilai super ego akibatnya Id dalam diri Lecter yang lebih dominan dan mengendalikan Lecter sehingga dia tumbuh sebagai seorang psikopat.

Social Learning theory (Bandura dalam Feist& Feist, 2005) mengemukakan penyebab kepribadian maladaptive adalah karena adanya observational learning, dimana individu melakukan observasi kepada kepribadian dan kejadian tertentu dan menirukan kepribadian tersebut. Dalam observational atau belajar imitasi Lecter mempelajari perilaku sadisme tersebut dari pelaku-pelaku kejahatan kanibalisme pada adikya Mischa. Perhatian (attention) Lecter terpusat pada bagaimana penjahat tersebut melakukan kejahatan kanibalisme pada adiknya, Kemudian setelah memperhatikan semua kejadian tersebut Lecter menyimpannya dalam memori dalam bentuk potongan-potongan ingatan yang tidak beraturan, setelah semuanya beraturan tumbuh keinginan dalam diri Lecter untuk melakukan hal yang sama dimulai dari kaburnya Lecter dari sekolah dan memutuskan untuk balas dendam dengan cara yang sama.  Semua hal yang dilakukan lecter saat  membunuh dilakukan dengan metode yang sama yakni dengan membuat korban kesakitan, memakan bagian dari tubuh korban, dan menertawakan bahkan sampai mengeluarkan nyanyian saat membunuh korban. Lalu perilaku maladaptive Lecter tersebut bertahan sampai dewasa dan bahkan setelah korban-korban dendamnya habis karena lecter tidak mendapatkan punishment dan mendapatkan dukungan dari bibi nya saat itu.




Proses peniruan juga terlihat dari film-film silence of the lamb dimana pelaku ke-2 menirukan karakter Lecter dalam melakukan kejahatan dengan persis sama, dalam Red Dragon pelaku juga menggunakan cara yang sama untuk membunuh korban-korbannya , namun menariknya dalam red dragon Lecter menjadi tokoh protagonis dan yang menjadi penjahat pada film ini memiliki latar belakang kehidupan menyakitkan yang sama-sama mengalami penganiayaan seperti lecter ketika kecil melalui neneknya. Merasa memiliki kesamaan dan mengidolakan Lecter tokoh jahat tersebut menjadi duplikat Lecter sebagai psikopat dengan membunuh keluarga-keluarga secara kejam dan melakukan kanibalisme. Hal ini mengindikasikan juga bahwa perilaku maladaptive dan karakter psikopatisme yang dimiliki Lecter dapat menular melalui pembelajaran imitasi yang dijelaskan bandura, bahwa kepribadian seseorang berkembang karena seseorang mengamati dunianya dan berinteraksi dengan dunianya (Feist & Feist , 2008).

C.     Metode yang digunakan tokoh ke-2 untuk mengungkap kejahatan
C.1. Hannibal Rising
Diceritakan dalam kasus ini adalah kasus pembunuhan berantai dan kanibalisme dengan metode pembunuhan yang sama yang dilakukan oleh Lecter muda. Saat itu pembunuhan pertama adalah pada tukang daging, agen FBI ini mengungkap kasus pertama dengan observasi tehnik observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis Disebut juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati. Dapat dilihat pada kasus pertama agen FBI tersebut menyusun hal-hal yang akan diamati saat mengungkap kasus mulai dari mencari profil mengenai korban tersebut , mencari tahu musuh orang tersebut, dan mencar tahu terahir korban terlibat perseteruan dengan siapa saja. Melalui observasi tersebut mengerucut pada salah satu nama yaitu  Hannibal Lecter , Hannibal Lecter dimintai keterangan melalui wawancara lengkap dengan lie detector namun tidak ada indikasi menunjukan keterlibatan Hannibal Lecter dalam kasus ini tidak ada False Confession (pengakuan yang salah dari Hannibal yang mungkin terjadi ketika penyidik memberikan pertanyaan yang menyudutkan pelaku, maaf keluar konteks tapi fenomena false confession ini terjadi pada kasus pembunuhan oleh Hafid dan Pacarnya yang saat penyidikan mengalami kelelahan psikologis dan fisik yang tidak seimbang menyebabkan mereka mambuat pengakuan yang salah). Kembali ke Hannibal Lecter pada penyidikan pertama Lecter lolos dan merasa puas karena tidak bisa dihukum namun mengagetkan ternyata kepala korban awalnya yang ada di hutan tempat lecter kecil menyaksikan kejadian kanibalisme pada adiknya ada di rumah dan diketahui oleh bibi nya tanpa melaporkannya kepada polisi dan memakluminya karena motif Lecter yang bisa dibenarkan.

Kecurigaan pada agen FBI tersebut belum hilang dia memutuskan untuk mengobservasi kembali keanehan-keanehan pada Hannibal Lecter, tempat tersebut ahirnya diketahui adalah tempat kejahatan perang kanibalisme berlangsung lalu menyudutkan pada  salah satu nama yang terlibat ketika itu adalah Hannibal Lecter , kemudian bermunculan kasus-kasus sama dengan metode yang sama dan orang-orangnya saling berkaitan dengan kejadian kejahatan perang yang dialami Hannibal Lecter , memperkuat hasil observasi yang dilakukan terus menerus dan sistematis dengan data yang didapatkan oleh agen FBI tersebut untuk akhirnya menangkap  Hannibal Lecter dengan kasus Pembunuhan Berencana, sadisme, dan kanibalisme, dan mengungkap kepribadian Lecter yang seorang psikopat.




Silence Of the Lamb

 Prosedur yang digunakan untuk mengungkap dalang pembunuhan dan seorang psikopat sekaligus penjahat seksual yang kejam berikutnya yang dilakukan oleh agen FBI wanita dalam kasus kali ini adalah dengan melakukan wawancara dan observasi. Wawancara yang dilakukan oleh agen FBI tersebut adalah tipe wawancara terstruktur karena sebelumnya agen FBI ini sudah diberikan baseline apa saja yang akan ditanyakan kepada Lecter didalam sel yang diberikan oleh Psikiater yang menangani Lecter, pedoman wawancara itu sebelumnya didapat melalui observasi pada keterkaitan Lecter dengan kasus ini, dari mulai metode yang sama, jenis senjata yang digunakan adalah pisau dan pistol dan ada bagian tubuh yang hilang untuk dimakan, tempat, dan yang lebih mendukung adalah data bahwa pelaku merupakan pasien Lecter sebelumnya dan memiliki pengalaman masalalu yang menyedihkan. Saat mewawancarai Lecter agen FBI ini tidak mudah mendapatkan data karena Lecter memberikan syarat kalau dia mau memberikan keterangan siapa pelakunya jika agen tersebut bersedia mencertakan pengalaman masa kecilnya. Observasi dan wawancara menghasilkan bahwa memang ada keterkaitan antara Lecter dengan pelaku kejahatan tersebut dan berkat keterangan Lecter juga observasinya tersebut pelaku kejahatan berhasil tertangkap oleh agen FBI tersebut dan putri senator tersebut terselamatkan. Mengenai kenyataan bahwa semua kasus pembunuhan kanibalisme yang terjadi atas arahan Lecter dalam penjara terungkap dalam Film Red Dragon.

Red Dragon , agen FBI ini mengungkap kejahatan dengan metode yang sama yaitu observasi dan wawancara , observasi yang dilakukan adalah pada Lecter yang ternyata juga memiliki hubungan dengan kasus ini, pelaku adalah seseorang yang memiliki karakteristik masa lalu yang menyakitkan seperti Lecter, korban-korban yang dibunuh pun dengan metode yang sama sadisnya dengan Lecter. Observasi yang dilakukan bukan hanya pada pelaku dan Lecter tapi dilakukan juga pada TKP pembunuhan pertama dan kedua, dalam ini agen FBI menggunakan tehnik proyeksi dengan membayangkan kejadian yang terjadi melalui foto-foto dan petunjuk yang ada di tempat kejadian. Dengan menemukan cara membunuh tersebut dan simbol yang menggambarkan tentang kehidupan kembali red dragon semakin meyakinkan agen FBI tersebut bahwa pelaku yang melakukan ini memiliki kepribadian yang terpecah menjadi dua yaitu kepribadiannya sebagai bukan pelaku dan kepribadiannya sebagai pelaku kejahatan yang melambangkan simbol kebangkitan red dragon tersebut. Semua petunjuknya itu mengarah pada salah satu musium yang menyimpan cerita tentang red dragon tersebut, observasi berikutnya terletak pada petunjuk video yang ada di TKP dan atas instruksi Lecter untuk menjawab teka-teki siapa pelaku dalam video tersebut, akhirnya mengarah pada suatu instansi tertentu yang mengirimkan video dokumentasi keluarga tersebut dan mendapatkan nama. Tapi sebelumnya Tim penanganan kasus tersebut menggunakan metode unik untuk menjebak klien tersebut dengan membuat berita mengenai Lecter dan memancing pelaku keluar namun jebakan tersebut disadari pelaku dan malah menjatuhkan korban, tapi akhirnya berdasarkan hasil yang didapat melalui observasi dan wawancara tersebut didapatkan siapa pelakunya  dan keterkaitannya dengan Lecter.






           
Test Tambahan yang diberikan pada Lecter:

            Dalam salah satu scene Lecter sempat diinstruksikan untuk test TAT (Tematic Aperseption Test) alah satu tes proyeksi yang dikembangkan oleh Murray. Untuk mendiagnosis gangguan kepribadian, dalam scene ini terlihat lecter malah melipat kertas tersebut menjadi origami burung-burung-an. Hal ini menyulitkan psikiatris Lecter untuk melakukan interpretasi.



Kesimpulannya

Lecter mengalami ganguaan kepribadian yang mengacu pada DSM IV termasuk kedalam Antisocial Personality Disorder. Dicirikan dengan suka menyendiri, low of empathy, sadism, kreatif.  Karakter dan kepribadian pembunuh ini didapatnya karena pengalaman masa kecil yang menyakitkan dan tidak adanya nilai-nilai sosial dalam superego hingga dorongan id yang lebih dominan. Banyak orang menganggap gangguan seperti Lecter adalah Psikopat, namun dalam DSM sendiri tidak mengelompokkan gangguan psikologis Lecter kedalam psikopat secara terpisah. Psikopat hampir seluruhnya diidentikkan dengan kekerasan, namun sebenarnya ada juga yang tidak. Psikopat sebenarnya hanya istilah antara psyche (jiwa) dan patologi (gangguan) secara bahasa diartikan sebagai gangguan jiwa , namun disini bukan skizofrenia karena psikopat sendiri saat melakukan kekerasan masih sadar beda dengan skizofren yang memang sudah mengalami penurunan kesadaran.

Apakah seseorang memiliki kecenderungan untuk psikopat? Jawabannya IYA  sebelumnya Eyesenck mengatakan bahwa keseluruhan manusia memiliki seluruh komponen kepribadian P, E, dan N hanya kadarnya yang berbeda. Berbahaya nya psikopat ini juga bisa dipelajari contohnya dengan meniru model psikopat yang mendapatkan reward contohnya Lecter.  Prosedur yang ddilakukan untuk proses penyidikan dalam film ini lebih menggunakan metode ovservasi yang sistematis dan wawancara yang terstruktur. Selain itu prosedur lain yang digunakan adalah dengan alat tes psikologi contohnya TAT pada Lecter. Setiap manusia memiliki kecenderungan berbeda pada beberapa hal terutama kepribadian, penting adalah mengenali kepribadian secara mendalam untuk menghindari gangguan pada kepribadian. Seperti HIV atau TBC yang kronis dan menular kadang-kadang memaksa kita tidak bisa memperbaikinya dan mempasrahkan namun dari cerita ini saya mendapat insight tentang kepentingan untuk melakukan diagnostik baik pada korban maupun prilaku. Pada korban contohnya kekerasan seks ini harus pendiagnosaan lebih awal untuk indikasi gangguan dan pastikan tidak menular, untuk pelaku agar diberikan penyesuaian hukuman dan pengobatannya. Namun proses mengenali diri tersebut sebenarnya hanya bisa dilakukan individu sendiri sebagai tuan rumah. Dalam film ini juga memberikan insight bahwa orang sejahat Lecter pun memiliki kesempatan membuka diri dan berubah menjadi lebih baik, yang perlu dilakukan adalah upaya pengobatan psikis oleh ahlinya disamping semua proses hukum.







Daftar Pustaka

Rita L. Atkinson & Richard C. Atkinson & Ernest R Hilgard. 2001. Pengantar Psikologi 1. (edisi ke-8 Jilid 2). Penerbit Erlangga; Jakarta.
Feist & Feist. (2010). Theories of Personality. (7th ed). Avenue Americas; New York.





Selasa, 20 Mei 2014

Metode Pengumpulan Data Teknik Observasi Psikodiagnostik



Sumber : Kerlinger Lee

A.  Observasi
A.1. Pengertian Observasi
Adalah cara sistematis dan selektif yang bertujuan dalam mengamati dan mendengarkan sebuah interaksi atau fenomena saat sedang terjadi (Kerlinger, ).
Observasi dalam pengertian lain diartikan sebagai Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti.
Pengertian sempit
Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun situasi buatan
Pengertian luas
Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.

Secara keseluruhan observasi dapat diartikan sebagai tehnik mendapatkan data untuk assasement psikologi selain test yang alat indra dari peneliti atau dalam hal ini terapis. Observasi digunakan untuk mendiagnosis prilaku dan variabel psikologis yang tidak bisa diamati oleh alat tes psikologi. Contohnya perilaku subjek tes pada setting alamiah yang memungkinkan tidak bisa terdeteksi oleh alat test.

Hal ini didukung oleh pernyataan Kerlinger Lee () mengenai observasi bahwa observasi ini baik atau efektif dilakukan untuk:
-          Saat ingin mengetahui interaksi suatu kelompok
-          Ingin mengetahui perilaku individu di suatu situasi
-          Ingin mengetahui perilaku dan kepribadian individu di situasi nyata 
-          Ingin mengetahui data yang tidak bisa sepenuhnya dimunculkan lewat pertanyaan.

Selain itu Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993) mengatakan seorang psikolog harus menguasai kemampuan untuk observasi karena  observasi Memungkinkan mengukur perilaku yang tidak dapat dengan alat ukur psikologis lain (contohnya pada anak), ketika Prosedur formal ditanggapi tidak serius (tidak dapat dilakukan), dan yang terahir Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat) maksudnya adalah ketika instrumen tes tidak mungkin dilakukan pada anak-anak yang mana pada masa ini anak-anak usia pra operasional piaget (dalam Papalia, 2008) masih mengalami perkembangan bahasa dan verbal yang belum kompleks dan masih membutuhkan membutuhkan bantuan supervisi saat memahami tulisan dikatakan observasi lebih efektif dalam memahami dan mendiagnosis perilaku anak pada setting alamiah maupun terkontrol contohnya terkontrol adalah pada saat tes intelegensi weschler yang menggunakan balok, jika test ini dilakukan secara individual peneliti dapat melakukan observasi juga untuk menilai dan mengamati perilaku anak saat menyelesaikan masalah balok.






A.2. hal-hal yang perlu ada dan ketentuan dalam observasi:
Ketentuan observasi
Terdapat beragam hal yang diobservasi, pertama observasi dilakukan  Berdasarkan tujuan variabel yang menjadi target dan ingin diamati, kedua adalah Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus. Ketiga adalah Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok, dan situasi/proses. Keempat adalah Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata).

Hal-hal yang diobservasi menurut Webb dkk (1966) & Denzin (1970) dalam Observasi Psikodiagnostik Setta W (2014)terdiri dari:
-           Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll
-          Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
-          Physical location : perhatikan personal space (ligkungan saat itu individu tinggal) dan lingkungan fisik
-          Language behaviour : bahasa tingkah laku atau bahasa tubuh contohnya adalah menyilangkan kaki.
-          Time duration


A.3. Etika dalam Observasi:
Pertama adalah Privacy subjek, kedua Keamanan subjek, ketiga berdasarkan Persetujuan subjek. Subjek berhak mendapat Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan terkait anonimitas.
•Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
•Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat
•Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif

A.4. Jenis-Jenis Observasi:
A.4.1. Berdasarkan keterlibatan Peneliti sebagai observer
Secara garis besar observasi terdiri atas observasi partisipan yaitu kita sebagai Observer terlibat langsung dengan kelompok/situasi yang diobervasi; aktif dan yang kedua adalah Non-partisipasi (non-participant) dimana kita sebagai Observer tidak terlibat dengan kelompok/situasi yang diobservasi; pasif (dalam Kerlinger Lee, ).


A.4.2.  Observasi Sistematik

-          Disbt juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati
-          Sistematik : lebihmenekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit)
-          Hal perlu diperhatikan : Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus
-          Kelebihan: Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan
-          Untuk mengurangi how throne effect Dapat menggunakan one way screen.


A.4.3. OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL (Goodwin & Driscoll, 1980)


-          Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian
-          Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sophisticated.
-          Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
-          Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation.

A.5. Hasil Observasi






A.6. Keuntungan dan Kelebihan Observasi

Keuntungan

Data “nyata“ (perilaku di setting alami) bukan perilaku yang dilaporkan
- Mungkin untuk diulang
- Tanpa mengganggu
- Mudah diakses dan dilakukan
•Baik sebagai sumber data longitudinal

kekurangan

Distorsi dari data asli, terutama sumber berupa arsip
- observer effect karena mengharapkan hasil yang sesuai
- Bias dari subjek --> how throne effect (subjek sadar sedang diamati)


A.7. Strategi Observasi:
     A.7.1. Narrative types

Yaitu pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata.
A.7.2. Checklist notations

Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda ceklist.
A.7.3. Rating scales
Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer.




A.8. Checklist
Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek. Observer Melihat kehadiran perilaku yang dianggap pentin. Observer Tidak memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, dan kualitas perilaku. Observasi bentuk ceklist ini Digunakan pada time sampling, event sampling.

A.8.1. Panduan Ceklist.

Pertama Tentukan tujuan observasi, kedua Tentukan definisi operasional perilaku, ke-tiga Tentukan content perilaku yang akan diobservasi, ke-empat Susun checklist berdasarkan content perilaku sebelum observasi dilakukan, ke-lima Identifikasi secara detail content perilaku, ke-enam Organisasi detail content perilaku harus logis, ke-tujuh Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi, ke-delapan kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan kronologis (munculnya ketrampilan tertentu), ke-sembilanGunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku target.

A.8.2. Tipe Ceklist

-          Static descriptor

Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis kelamin, ras, status ekonomi, karakteristik lingkungan, dan waktu.

-          Action
Seperangkat aitem yang mendeskripsikan perilaku/tindakan spesifik observee.


A.9. Rating Scale
Prosedur observasi dimana Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dalam bentuk nilai tertentu (angka) sebagai refleksi dari penilaian observer.





6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS

-          Error of leniency
-          Error of central tendency
-          Hallo effect : kesalahan atribusi dari observer karena adanya kesan positif pada testee atau subjek yang menimbulkan harapan perilaku subjek selalu sesuai
-          Error of logic
-          Error of contrast
-          Proximity error: kedekatan.


Kesimpulan
Kesimpulan dari materi ini adalah bahwa observasi merupakan salah satu cara atau metode pengumpulan data selain metode tes yang sudah dibahas yang datanya sifatnya primer  atau langsung dari subjek, teknik ini dengan memanfaatkan indra dari peneliti. Metode observasi ini sangat cocok digunakan untuk mengamati tingkah laku yang tidak mungkin dimunculkan saat tes dan melengkapi hasil dari tes, cocok untuk melihat individu pada situasi manipulasi dan alamiah, namun kekurangannya adalah bias pada subjek yaitu howthrone effect dan bias pada peneliti yang cenderung subjektif dalam melakukan observasi. Jenis observasi ada yang terstruktur/sistematis, partisipan, dan non partisipan. Terdapat prosedur dalam menentukan tipe observasi rating scale, ceklist, dan lain-lain. Kemampuan observasi ini sangat penting dimiliki oleh seorang peneliti guna temukan masalah saat individu atau testee mengerjakan test dan menemukan masalah yang tidak bisa dilaporkan testee melalui tes. Setiap metode memiliki perbedaan kekurangan dan kelebihan tertentu, tidak ada metode yang lebih baik untuk meneliti konstruk psikologis dan tingkah laku menentukan metode itu tergantung pada tujuan dan situasi saat digunakan.