Sumber : Kerlinger Lee
A. Observasi
A.1. Pengertian Observasi
Adalah cara sistematis dan selektif yang bertujuan dalam mengamati dan mendengarkan sebuah interaksi atau fenomena saat sedang terjadi (Kerlinger, ).
Observasi dalam pengertian lain diartikan sebagai Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti.
Pengertian sempit
Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun situasi buatan
Pengertian luas
Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.
Secara keseluruhan observasi dapat diartikan sebagai tehnik mendapatkan data untuk assasement psikologi selain test yang alat indra dari peneliti atau dalam hal ini terapis. Observasi digunakan untuk mendiagnosis prilaku dan variabel psikologis yang tidak bisa diamati oleh alat tes psikologi. Contohnya perilaku subjek tes pada setting alamiah yang memungkinkan tidak bisa terdeteksi oleh alat test.
Hal ini didukung oleh pernyataan Kerlinger Lee () mengenai observasi bahwa observasi ini baik atau efektif dilakukan untuk:
- Saat ingin mengetahui interaksi suatu kelompok
- Ingin mengetahui perilaku individu di suatu situasi
- Ingin mengetahui perilaku dan kepribadian individu di situasi nyata
- Ingin mengetahui data yang tidak bisa sepenuhnya dimunculkan lewat pertanyaan.
Selain itu Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993) mengatakan seorang psikolog harus menguasai kemampuan untuk observasi karena observasi Memungkinkan mengukur perilaku yang tidak dapat dengan alat ukur psikologis lain (contohnya pada anak), ketika Prosedur formal ditanggapi tidak serius (tidak dapat dilakukan), dan yang terahir Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat) maksudnya adalah ketika instrumen tes tidak mungkin dilakukan pada anak-anak yang mana pada masa ini anak-anak usia pra operasional piaget (dalam Papalia, 2008) masih mengalami perkembangan bahasa dan verbal yang belum kompleks dan masih membutuhkan membutuhkan bantuan supervisi saat memahami tulisan dikatakan observasi lebih efektif dalam memahami dan mendiagnosis perilaku anak pada setting alamiah maupun terkontrol contohnya terkontrol adalah pada saat tes intelegensi weschler yang menggunakan balok, jika test ini dilakukan secara individual peneliti dapat melakukan observasi juga untuk menilai dan mengamati perilaku anak saat menyelesaikan masalah balok.
A.2. hal-hal yang perlu ada dan ketentuan dalam observasi:
Ketentuan observasi
Terdapat beragam hal yang diobservasi, pertama observasi dilakukan Berdasarkan tujuan variabel yang menjadi target dan ingin diamati, kedua adalah Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus. Ketiga adalah Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok, dan situasi/proses. Keempat adalah Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata).
Hal-hal yang diobservasi menurut Webb dkk (1966) & Denzin (1970) dalam Observasi Psikodiagnostik Setta W (2014)terdiri dari:
- Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll
- Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
- Physical location : perhatikan personal space (ligkungan saat itu individu tinggal) dan lingkungan fisik
- Language behaviour : bahasa tingkah laku atau bahasa tubuh contohnya adalah menyilangkan kaki.
- Time duration
A.3. Etika dalam Observasi:
Pertama adalah Privacy subjek, kedua Keamanan subjek, ketiga berdasarkan Persetujuan subjek. Subjek berhak mendapat Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan terkait anonimitas.
•Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
•Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat
•Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif
A.4. Jenis-Jenis Observasi:
A.4.1. Berdasarkan keterlibatan Peneliti sebagai observer
Secara garis besar observasi terdiri atas observasi partisipan yaitu kita sebagai Observer terlibat langsung dengan kelompok/situasi yang diobervasi; aktif dan yang kedua adalah Non-partisipasi (non-participant) dimana kita sebagai Observer tidak terlibat dengan kelompok/situasi yang diobservasi; pasif (dalam Kerlinger Lee, ).
A.4.2. Observasi Sistematik
- Disbt juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati
- Sistematik : lebihmenekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit)
- Hal perlu diperhatikan : Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus
- Kelebihan: Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan
- Untuk mengurangi how throne effect Dapat menggunakan one way screen.
A.4.3. OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL (Goodwin & Driscoll, 1980)
- Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian
- Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sophisticated.
- Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
- Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation.
A.5. Hasil Observasi
A.6. Keuntungan dan Kelebihan Observasi
Keuntungan
•Data “nyata“ (perilaku di setting alami) bukan perilaku yang dilaporkan
•- Mungkin untuk diulang
•- Tanpa mengganggu
•- Mudah diakses dan dilakukan
••Baik sebagai sumber data longitudinal
kekurangan
•Distorsi dari data asli, terutama sumber berupa arsip
•- observer effect karena mengharapkan hasil yang sesuai
•- Bias dari subjek --> how throne effect (subjek sadar sedang diamati)
A.7. Strategi Observasi:
A.7.1. Narrative types
Yaitu pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata.
A.7.2. Checklist notations
Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda ceklist.
A.7.3. Rating scales
Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer.
A.8. Checklist
Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek. Observer Melihat kehadiran perilaku yang dianggap pentin. Observer Tidak memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, dan kualitas perilaku. Observasi bentuk ceklist ini Digunakan pada time sampling, event sampling.
A.8.1. Panduan Ceklist.
Pertama Tentukan tujuan observasi, kedua Tentukan definisi operasional perilaku, ke-tiga Tentukan content perilaku yang akan diobservasi, ke-empat Susun checklist berdasarkan content perilaku sebelum observasi dilakukan, ke-lima Identifikasi secara detail content perilaku, ke-enam Organisasi detail content perilaku harus logis, ke-tujuh Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi, ke-delapan kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan kronologis (munculnya ketrampilan tertentu), ke-sembilanGunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku target.
A.8.2. Tipe Ceklist
- Static descriptor
Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis kelamin, ras, status ekonomi, karakteristik lingkungan, dan waktu.
- Action
Seperangkat aitem yang mendeskripsikan perilaku/tindakan spesifik observee.
A.9. Rating Scale
Prosedur observasi dimana Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dalam bentuk nilai tertentu (angka) sebagai refleksi dari penilaian observer.
6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS
- Error of leniency
- Error of central tendency
- Hallo effect : kesalahan atribusi dari observer karena adanya kesan positif pada testee atau subjek yang menimbulkan harapan perilaku subjek selalu sesuai
- Error of logic
- Error of contrast
- Proximity error: kedekatan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari materi ini adalah bahwa observasi merupakan salah satu cara atau metode pengumpulan data selain metode tes yang sudah dibahas yang datanya sifatnya primer atau langsung dari subjek, teknik ini dengan memanfaatkan indra dari peneliti. Metode observasi ini sangat cocok digunakan untuk mengamati tingkah laku yang tidak mungkin dimunculkan saat tes dan melengkapi hasil dari tes, cocok untuk melihat individu pada situasi manipulasi dan alamiah, namun kekurangannya adalah bias pada subjek yaitu howthrone effect dan bias pada peneliti yang cenderung subjektif dalam melakukan observasi. Jenis observasi ada yang terstruktur/sistematis, partisipan, dan non partisipan. Terdapat prosedur dalam menentukan tipe observasi rating scale, ceklist, dan lain-lain. Kemampuan observasi ini sangat penting dimiliki oleh seorang peneliti guna temukan masalah saat individu atau testee mengerjakan test dan menemukan masalah yang tidak bisa dilaporkan testee melalui tes. Setiap metode memiliki perbedaan kekurangan dan kelebihan tertentu, tidak ada metode yang lebih baik untuk meneliti konstruk psikologis dan tingkah laku menentukan metode itu tergantung pada tujuan dan situasi saat digunakan.
Tolong dijelaskan semua 6 rater errors
BalasHapus