A. Personality (who Am I? Killer? Nice? Human Being?)
A.1. Alport
Terdiri dari organisasi sistem
psiko fisik yang menentukan cara penyesuaian diri individu terhadap
lingkungannya (Alport dalam Feist & Feist,2008). Alport mengatakan bahwa
kepribadian seseorang terbentuk dari trait (komponen psikis) yang saling berhubungan, dan didalamnya
dipengaruhi pula oleh faktor fisik. Faktor psikis dan fisik akan membentuk
suatu kepribadian yang ditampilkan maupun tidak ditampilkan guna menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
A.2. Freud
Freud mengatakan bahwa
personality adalah dinamika yang terjadi antara struktur ID , EGO dan SUPER EGO
, Freud mengatakan bahwa tahap pembentukan kepribadian pada seseorang sangat
ditentukan pada masa kanak-kanak dengan berhasil atau tidaknya anak tersebut
melalui setiap tahap psikoseksual
dimulai dari anal sampai dengan genital. Jika salah satu terganggu maka
akan mengalami gangguan yang dimunculkan saat dewasa (Feist & Feist, 2008).
Teori kepribadian yang dikemukakan Freud sangan di motivasi oleh faktor ketidak
sadaran berupa dorongan primitif terdiri atas eros (dorongan untuk hidup,
berkembang biak dan kebutuhan akan seks), dan tanatos (agresi atau mati), ego
sebagai komponen kesadaran yang mengatur dinamika ID , EGO, dan SUPER EGO ,
ketika tidak sesuai atau berlebihan yang biasanya dilakukan manusia adalah
mencari fiksasi atau melakukan defense mechanism.
A.3. Eyesenck
Hans Jurgen Eyesenck (dalam Feist & Feist
2008) mengungkapkan mengenai kepribadian dimana kepribadian itu memiliki
komponen psikometri dan bilogis yang kuat, pemikiran eysenck didasarii oleh
pavlov bahwa semua prilaku punya komponen biologis , dan mempunyai data
psikometri artinya harus terukur. Masalah ketika harus terukur adalah
menentukan hal objektif yang terlihat
bisa diamati dan diukur baik frekuensi intensitas dan lain-lain. Dalam Eyesenck kita melihat kepribadian seseorang
berdasarkan trait yang bisa diamati dengan data psikometri.
Eyesenck mengungkapkan mengenai
hierarki pengukuran kepribadian (Dalam Feist & Feist, 2008):
A.
Hirarki Pengukuran Kepribadian
1. Tindakan
Spesifik atau Kognisi:
Perilaku
atau pikiran individu yang merupakan karakteristik atau bukan karakteristik
individu. Misalnya, seorang mahasiswa menyelesaikan tugas tepat waktu.
2. Habbit
Tindakann
kebiasan atau kognisi kebiasaan = respon-respon yang berulang pada kondisi yang
sama. Misalnya, mahasiswa sering kerjakan apapun sampai selesai dan disiplin.
3. Trait
Respon
kebiasan yang saling berhubungan.
4. Type
Terdiri
dari trait yang saling berhubungan.
Memahami kepribadian dari
beberapa ahli memang berbeda tapi pada intinya kepribadian menentukan cara
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Kepribadian dibentuk karena perkembangan
kepribadian sebelumnya, sangat penting untuk kenali diri kita lebih awal siapa
kita, bagaimana kita, agar kepribadian yang terbentuk sehat baik fisik maupun
komponen psikis guna menyesuaiakan diri dengan baik di lingkungan. Adakah
masalah kerpribadian yang membahayakan? Ada meskipun baru sebagian kecil tapi
pasti ada entah itu korban atau
pelaku-pelaku yang lain.
“Hannibal is
Canibal, Hannibal analysis of personality”
A.
Synopsis
Hannibal Lecter
As Psychiatric Forensic .
Lecter seorang psikiatris
forensik yang cerdas namun merupakan pembunuh berdarah dingin, diceritakan
dalam silence of the lamb Lecter berada dalam penjara karena melakukan
berbuatan keji yaitu menjadi pembunuh dan seorang kanibal. Dalam Silence of The Tamb Lecterl
mengendalikan dengan dingin kasus pembunuhan sadis yang dilakan oleh seorang
tersangka yang memang pasien dari Lecter sebelumnya. Dalam hal ini lecter
dimintai keterangan oleh salah seorang agen FBI untuk memberikan petunjuk
mengenai kasus pembunuhan berantai dan kejahatan seksual terutama saat itu
penculikan pada putri senator Amerika. Pada Hannibal (2001) tokoh Hannibal
Lecter tidak begitu menonjol karena dalam seri kali ini memuat mengenai
lepasnya Lecter dan Pencarian Lecter, Lecter membunuh beberapa lawannya dengan
keji dan menyeramkan. Berikutnya dalam Red Dragon tokoh lecter diceritakan
protgonis dimana Lecter membantu agen FBI yang sebelumnya berhasil menangkap
Lecter memberikan keterangan teka-teki kasus pembunuhan berantai yang korbannya
adalah keluarga-keluarga.
Pelaku pembunuhan sadis ini
sebelumnya sempat mengalami sadisme pada masa kanak-kanak oleh neneknya yang
menyebabkan trauma dan mencari fiksasi dengan meniru dan terinsirasi oleh cara
Lecter membunuh korbannya. Lalu pada Hannibal Raising menceritakan kisah hidup
Lecter ketika kecil , dimana dia harus melihat tidakan sadis saat perang
tersebut yang menewaskan orang tuanya, menyaksikan adik-nya Mischa menjadi
korban kanibalism, saat dewasa Lecter mulai dihantui oleh potongan-potongan
mimpinya tentang adiknya Mischa , Lecter tumbuh menjadi seseorang yang dingin,
jahat dan sadis, setelah Lecter mengingat memorinya mengenai kejahatan terhadap
Mischa, Lecter mulai membalas dendam adiknya Mischa, karakternya sebagai
pembunuh dimulai dari pertama kali dia membunuh dengan sadis tukang daging yang
menghina bibi nya, lawan main Lecter adalah anggota FBI yang juga sama-sama
korban kejahatan perang.
B. Beberpa
teori menjelaskan Kepribadian yang dimiliki lecter :
-
Surface Trait (trait permukaan) merupakan
sifat yang terlihat dan dimunculkan seseorang ke permukaan (cattel dalam Feist
& Feist ). Dalam hal ini surface
trait yang dimiliki lecter adalah dingin, pendiam, sadis, anti sosial, tidak
memiliki empati, kreatif menemukan metode untuk balas dendam dan mengingat
ingatan masa kecilnya yang ditunjukan melalui beberapa cara membunuh korban-korbannya.
-
Source trait (trait dasar ) Merepresentasikan
variable-variable yang mendasari , menentukan manifestasi trait-trait yang
muncul di permukaan.
Dapat
dilihat melalui alasis faktor yang mengestimasikan faktor-faktor yang menjadi
dasar tingkah laku permukaan.
Setelah melalui beberapa analisis
faktor-faktor trait yang muncul ke permukaan source trait untuk Lecter yang
digambarkan di film sebagai seorang pembunuh kejam dan seorang psikopat(Feist
& Feist ,2008).
Cattel mengatakan bahwa
kepribadian merupakan sesuatu yang memungkinkan untuk memprediksi seseorang
pada situasi tertentu (Feist & Feist , 2008). Tingkah laku berjalan menurut
hukum dan dimotivasi oleh dynamic trait. Dynamic trait adalah motif yang
mendasari seseorang untuk berprilaku dan
mencapai tujuan, dynamic trait diantaranya pertama Attitude tindakan tertentu/ keinginan bertindak untuk merespon
situasi tertentu dalam hal ini kecenderungan Lecter untuk mengeluarkan trait
sadisme , tidak berempati, dingin, pendiam ditujukan oleh Lecter sebagai respon
terhadap situasi nya saat setelah mengingat masalalu menyakitkan yang dialami
adiknya dan pada saat menemukan orang-orang yang memakan adiknya , setelah
muncul memori tersebut tindakan Lecter menjadi Impulsiv dan akhirnya membunuh
korban dengan cara yang sama. Bagaimana trait itu bisa konsisten dan menjadi
trait dasar atau kepribadian adalah karena adanya konsistensi, sikap Lecter
diatas terulang ketika lecter mendapatkan stimulus dan tiba-tiba mengingat
kejadian semasa kecilnya dan melihat pelaku kejahatan pada adiknya tersebut.
Stimulus secara tiba-tiba tersebut yang menjadi komponen kedua yaitu Ergs berupa dorongan primitif yang
dibawa sejak lahir, insting yang terdapat pada Lecter adalah insting untuk
agresi yang disebabkan misalkan karena tiba-tiba teringat kisah tentang
adiknya, atau pada saat dipasar bibinya digodai.
Komponen berikutnya adalah sems atau trait yang diperoleh dan
dipelajari dalam hal ini adalah kreativitas yang dimiliki oleh Lecter untuk
memangsa musuh nya , caranya mengeluarkan kembali musuhnya melalui ingatannya
dengan menyuntikkan morphine dan Lecter mengingatnya dengan mimpi dalam mimpi
tersebut Lecter menyatukan semua potongan ingatannya menjadi utuh sampai
mengingat kembali kejadian Mischa.
Eyesenck menjawab Lecter?
Dinamika kepribadian yang
dikemukakan Eyesenck terdiri dari tiga dimensi yaitu P(Psychotichism), E
(Ekstraversion), N (Neurotichism). Semua kutub tersebut bipolar kutub
Psychotichism (psikopat) lawannya adalah Fungsi super ego dicirikan dengan
altruism , high empathy. Kutub Ekstraversion lawannya adalah kutub intraversion
kutub ini melihat bagaimana seseorang mengarhakan energi, yang terahir kutub
neurotichism lawannya adalah keadaan stabil. Semua orang memiliki kecenderungan
masing-masing kutub tersebut hanya pada intensitas yang normal. Eyesenck
memiliki Kutub P ,N , dan I yang tinggi. Kutub P ditandai dengan sifatnya yang
Agressive saat membunuh korban-korbannya , cold, Egosentris, Impersonal,
Impulsive saat bertemu dengan dendam masa lalu nya, Anti social, Unemphatic
terlihat dari bagaimana cara Lecter membunuh semua korbannya , Creative, Tough
Minded.
Kutub Kecemasan (N) yang tinggi ditunjukkan oleh Lecter dalam
Hannibal Rising dimana tokoh Lecter ketika muda diceritakan mendapat
potongan-potongan ingatan mengenai kekejaman yang dialami Mischa dan
potongan-potongan mimpi Lecter yang tidak pernah utuh menyebabkan Lecter
memiliki beberapa ciri Tipe pencemas yaitu depressive,
guilty feeling, low self esteem, tense, irrational, shy, moody.
Kutub P dan N merupakan dasar
untuk mendiagnosis sebagai gangguan psikologis (Eyesenck dalam Feist &
Feist,2008). Jadi jika Eyesenck menjawab fenomena Lecter pembunuh sadis maka
Eyesenck akan menjawab bahwa Lecter menjadi pembunuh sadis karena
kepribadiannya yang merupakan faktor biologis berada pada kutub P (psikopatis)
tinggi, Kecemasan (N) tinggi. Trait-trait tersebut yang menyebabkan Lecter
menjadi tokoh yang kejam dan dingin saat membunuh korbannya saat balas dendam
dan setelahnya.
DSM menjawab Penyakit Lecter itu Psikopat?
Dalam DSM IV tidak disebutkan
istilah psikopat secara tersendiri dalam kategori gangguan atau penyakit. Namun
Hervey Cleckey seorang Dr yang merintis tentang psikopat menggambarkan beberapa
ciri-ciri psikopat sebagai pribadi yang like able, charming, inteligent, alert,
impressive, confident Inspiring ( Novel The Mask of Sanity, dalam Here 1993).
Ciri-ciri yang dikemukakan oleh Hervey dalam novel tersebut sama dengan okoh
lecter yang diambarkan dalam cerita Hannibal ini dimana Lecter menjadi seorang
dokter yang cerdas, tampan, mengagumkan dengan pengetahuannya namun memiliki
sisi gelap sebagai pembunuh dan memiliki sisi tidak bertanggung jawab, dan
merugikan masyarakat.
DSM II mengganti istilah Psikopat
menjadi sosiopat atau perilaku pelanggaran norma dalam masyarakat dan
masyarakat lah yang menjadi korban. Walaupun dalam film ini yang menjadi korban
adalah sebagian orang yang pernah berurusan dengan Lecter namun efeknya tetap
terasa bagi seluruh masyarakat kota waktu itu, ketakutan akan menjadi korban,
apalagi ketika pembunuh-pembunuh lain yang sadis bermunculan yang tercipta
karena terinspirasi oleh Lecter.
DSM IV mengklasifikasikan dan
memasukkan istilah psikopat sendiri menjadi 10 gangguan kepribadian , yang
diantaranya terdapat Anti social Personality disorder namun diantaranya masih
mirip-mirip dengan ciri-ciri psikopat. Dalam buku without conscience psikopat
diatrikan sebagai “Personality disorder defined by destinctive cluster of
behaviors and inferred personality trait, most of which society views as
pejorative”. Cluster behavior yang dimaksud dideskripsikan sebagai anti sosial,
borderline, histrionic, narcisistic.
Beberapa tehnik dilakukan dalam
DSM untuk mengemukakan mengenai psikopat diantaranya adalah wawancara, TAT,
Roscach , dan tes lainnya.
Pengamatan saya terhadap tokoh
Lecter mengarah kepada kesimpulan bahwa Lecter adalah seorang dengan gangguan
kepibadian yang mengarah pada psikopatis. Lecter membunuh korban-korbannya
tersebut tanpa rasa bersalah dia menikmati semua yang dilakukannya dari mulai
menusuk korban, melihat korban lemah, melihat korban takut, dan melakukan
kanibalisme. Lecter melakukan semuanya secara sadar dari mulai menikmati nya,
membunuh dan memakan korbannya sendiri pada setiap pembunuhannya. Seperti
diatas dikatakan bahwa DSM IV tidak mengklasifikasikan gangguan psikopat secara
terpisah dan memasukkannya kedalam kategori personality disorder namun dari 10
personality disorder yang diklasifikasikan dalam DSM IV saya rasa dapat
mewakili pribadi psikopat yang dimiliki Lecter.
Berikut definisi dari beberapa
gangguan kepribadian yang dikemukakan DSM IV (dalam APA.org ) dan
merepresentasikan tokoh Lecter:
a.
Anti
social Personality disorder :
Is
a pattern of disregard for, and vilation of, the rights of other
b.
Borderline
Personality Disorder is a pattern of instability in interpersonal relationship
, self image , affects, and marked impulsivity.
c.
Historic
personality disorder is pattern of excessive emotionally and attention seeking.
d.
Narcisistic
personality disorder is a pattern of gandiosity, need for admiration, and lack
of empathy.
Artinya DSM IV menjawab bahwa
gangguan yang dimiliki Lecter ini termasuk pada kategori Personality disorder
yang kita sering sebut psikopat dan termasuk didalamnya dicirikan oleh beberapa
ganguan kepribadian yang dikemukakan di paragraf sebelumnya.
Tentang psikopat sendiri
sebenarnya jelas pada istilahnya dimana psyche adalah jiwa dan patologi adalah
penjelasan mengenai gangguan, namun psikopat bukan berarti schizofrenia atau
gila, karena schizofren dalam DSM IV sendiri dikatakan mengalami penurunan kesadaran
dicirikan dengan mengalami waham dan delusi namun psikopat sendiri saat
melakukan kejahatan melakukannya dalam kesadaran penuh, hal ini diperlihatkan
Lecter saat membunuh dan menikmati proses membunuh tersebut.
Psikopat dalam
penelitian-penelitian kali ini sangat diidentikkan dengan perilaku kekerasan
dipengaruhi oleh bias pengetahuan awam mengenai psikopat sendiri dan tidak
mengacu pada penelitian sebelumnya ataupun DSM IV. Hare (1999) menyusun dimensi
mengenai psikopat berdasarkan DSM menjadi dua dimensi yaitu faktor afektif/
interpersonal dan faktor gaya hidup sosial yang menyimpang contohnya yang
sering ditemui diantaranya adalah kekerasan, dengan sifat-sifat yang
ditunjukannya adalah lack of empathy, shallow emotion, manipulativeness lying,
egocentris , low of tolerance, persistent violation personal norms.
Etiologi
Psikopatis Lecter
Dalam bahasan Etiologi akan membahas alasan
lecter memiliki kepribadian sebagai seorang psikopat. Hare mengemukakan
mengenai alat ukur yang mengukur konstruk psikopat PCL-R namun itu hanya bisa
mengklasifikasikan siapa yang psikopat dan siapa yang bukan, tidak bisa untuk
mengetahui penyebab kenapa seseorang menjadi psikopat seperti Lecter. Penyebab seseorang mengalami gangguan kepribadian
psikopat (anti social) ini atau gangguan lain pada umumnya tidak lepas dari
faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis adalah faktor bawaan dan
keadaan fisiologis individu. Dalam film ini tokoh lecter tidak diceritakan
mengenai pemeriksaan fisiologis namun untuk mengetahui keadaan fisilogis
seorang psikopat Litman (2004)
menjelaskan bawha seseorang dengan gangguan psikopat memiliki kelainan neurologik pada syndrome
neurotic violence, dan Raine et al (2003) mengungkapan bahwa ada kelainan pada
corpus collosum.
Faktor diluar faktor biologis
dikemukakan oleh Krikman (2002) bahwa seseorang yang mempelajari alasan
seseorang menjadi psikopat dengan mempelajari lingkungan sekitar sebelum dia
melakukan kejahatan atau pada masa kanak-kanak , hal yang dikemukakan oleh
Krikman sejalan denggan teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Freud bahwa
manusia berkembang memenuhi tuntutan instingnya dan kepribadian manusia
tersebut sangat ditentukan oleh perkembangan yang dilalui pada masa kanak-kanak.
Dikatakan mereka yang mempunyai kecenderungan psikopat punya latar belakang
masa kecil yang tidak memiliki peluang untuk perkembangan emosinya secara
optimal, sehingga emosinya tidak berkembang dengan baik sehingga anak tumbuh
menjadi seseorang yang tidak berempati
dan tidak punya kata hati (conscience).
Hal ini diperlihatkan melalui
perkembangan yang dilalui Lecter saat kecil,
Lecter kecil yang menjadi korban kejahatan perang harus melihat perilaku
sadisme yang dihadapinya dan tindakan agresif lainnya, dia tidak sempat belajar
mengenai nilai-nilai atau norma-norma masyarakat yang baik demi penanaman super
ego karena pada masa itu norma masyarakat tidak berlaku saat perang. Akhirnya
komponen kepribadian lain yang lebih menonjol dalam hal ini Freud menyebutnya
sebagai Id berisi dorongan agresi dan seksual (Feist & Feist, 2008). Kenapa
Lecter penting mendapat pemahaman akan norma karena jika norma tersebut sudah
terinternalisasi dalam diri Lecter akan ada fungsi superego yang bekerja ,
Freud mengatakan ada fungsi super ego yang bekerja ketika menghadapi tuntutan
id yaitu Conscience atau hati nurani yang mana ditujukan degan rasa bersalah
ketika tidak bisa menyeimbangkan id , dan ada ego ideal yaitu keinginan untuk
selalu berbuat baik sesuai norma. Lecter tidak mendapat kesempatan untuk
memahami nilai-nilai super ego akibatnya Id dalam diri Lecter yang lebih
dominan dan mengendalikan Lecter sehingga dia tumbuh sebagai seorang psikopat.
Social Learning theory (Bandura
dalam Feist& Feist, 2005) mengemukakan penyebab kepribadian maladaptive
adalah karena adanya observational learning, dimana individu melakukan
observasi kepada kepribadian dan kejadian tertentu dan menirukan kepribadian
tersebut. Dalam observational atau belajar imitasi Lecter mempelajari perilaku
sadisme tersebut dari pelaku-pelaku kejahatan kanibalisme pada adikya Mischa.
Perhatian (attention) Lecter terpusat pada bagaimana penjahat tersebut
melakukan kejahatan kanibalisme pada adiknya, Kemudian setelah memperhatikan
semua kejadian tersebut Lecter menyimpannya dalam memori dalam bentuk
potongan-potongan ingatan yang tidak beraturan, setelah semuanya beraturan
tumbuh keinginan dalam diri Lecter untuk melakukan hal yang sama dimulai dari
kaburnya Lecter dari sekolah dan memutuskan untuk balas dendam dengan cara yang
sama. Semua hal yang dilakukan lecter
saat membunuh dilakukan dengan metode
yang sama yakni dengan membuat korban kesakitan, memakan bagian dari tubuh korban,
dan menertawakan bahkan sampai mengeluarkan nyanyian saat membunuh korban. Lalu
perilaku maladaptive Lecter tersebut bertahan sampai dewasa dan bahkan setelah
korban-korban dendamnya habis karena lecter tidak mendapatkan punishment dan
mendapatkan dukungan dari bibi nya saat itu.
Proses peniruan juga terlihat
dari film-film silence of the lamb dimana pelaku ke-2 menirukan karakter Lecter
dalam melakukan kejahatan dengan persis sama, dalam Red Dragon pelaku juga
menggunakan cara yang sama untuk membunuh korban-korbannya , namun menariknya
dalam red dragon Lecter menjadi tokoh protagonis dan yang menjadi penjahat pada
film ini memiliki latar belakang kehidupan menyakitkan yang sama-sama mengalami
penganiayaan seperti lecter ketika kecil melalui neneknya. Merasa memiliki
kesamaan dan mengidolakan Lecter tokoh jahat tersebut menjadi duplikat Lecter
sebagai psikopat dengan membunuh keluarga-keluarga secara kejam dan melakukan
kanibalisme. Hal ini mengindikasikan juga bahwa perilaku maladaptive dan
karakter psikopatisme yang dimiliki Lecter dapat menular melalui pembelajaran imitasi
yang dijelaskan bandura, bahwa kepribadian seseorang berkembang karena
seseorang mengamati dunianya dan berinteraksi dengan dunianya (Feist &
Feist , 2008).
C. Metode
yang digunakan tokoh ke-2 untuk mengungkap kejahatan
C.1.
Hannibal Rising
Diceritakan dalam kasus ini
adalah kasus pembunuhan berantai dan kanibalisme dengan metode pembunuhan yang
sama yang dilakukan oleh Lecter muda. Saat itu pembunuhan pertama adalah pada
tukang daging, agen FBI ini mengungkap kasus pertama dengan observasi tehnik
observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis Disebut
juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan
ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati. Dapat dilihat pada kasus
pertama agen FBI tersebut menyusun hal-hal yang akan diamati saat mengungkap
kasus mulai dari mencari profil mengenai korban tersebut , mencari tahu musuh
orang tersebut, dan mencar tahu terahir korban terlibat perseteruan dengan
siapa saja. Melalui observasi tersebut mengerucut pada salah satu nama
yaitu Hannibal Lecter , Hannibal Lecter
dimintai keterangan melalui wawancara lengkap dengan lie detector namun tidak
ada indikasi menunjukan keterlibatan Hannibal Lecter dalam kasus ini tidak ada
False Confession (pengakuan yang salah dari Hannibal yang mungkin terjadi
ketika penyidik memberikan pertanyaan yang menyudutkan pelaku, maaf keluar
konteks tapi fenomena false confession ini terjadi pada kasus pembunuhan oleh
Hafid dan Pacarnya yang saat penyidikan mengalami kelelahan psikologis dan
fisik yang tidak seimbang menyebabkan mereka mambuat pengakuan yang salah).
Kembali ke Hannibal Lecter pada penyidikan pertama Lecter lolos dan merasa puas
karena tidak bisa dihukum namun mengagetkan ternyata kepala korban awalnya yang
ada di hutan tempat lecter kecil menyaksikan kejadian kanibalisme pada adiknya
ada di rumah dan diketahui oleh bibi nya tanpa melaporkannya kepada polisi dan
memakluminya karena motif Lecter yang bisa dibenarkan.
Kecurigaan pada agen
FBI tersebut belum hilang dia memutuskan untuk mengobservasi kembali
keanehan-keanehan pada Hannibal Lecter, tempat tersebut ahirnya diketahui
adalah tempat kejahatan perang kanibalisme berlangsung lalu menyudutkan
pada salah satu nama yang terlibat
ketika itu adalah Hannibal Lecter , kemudian bermunculan kasus-kasus sama
dengan metode yang sama dan orang-orangnya saling berkaitan dengan kejadian
kejahatan perang yang dialami Hannibal Lecter , memperkuat hasil observasi yang
dilakukan terus menerus dan sistematis dengan data yang didapatkan oleh agen FBI
tersebut untuk akhirnya menangkap
Hannibal Lecter dengan kasus Pembunuhan Berencana, sadisme, dan
kanibalisme, dan mengungkap kepribadian Lecter yang seorang psikopat.
Silence
Of the Lamb
Prosedur yang digunakan untuk mengungkap
dalang pembunuhan dan seorang psikopat sekaligus penjahat seksual yang kejam
berikutnya yang dilakukan oleh agen FBI wanita dalam kasus kali ini adalah
dengan melakukan wawancara dan observasi. Wawancara yang dilakukan oleh agen
FBI tersebut adalah tipe wawancara terstruktur karena sebelumnya agen FBI ini
sudah diberikan baseline apa saja yang akan ditanyakan kepada Lecter didalam
sel yang diberikan oleh Psikiater yang menangani Lecter, pedoman wawancara itu
sebelumnya didapat melalui observasi pada keterkaitan Lecter dengan kasus ini,
dari mulai metode yang sama, jenis senjata yang digunakan adalah pisau dan
pistol dan ada bagian tubuh yang hilang untuk dimakan, tempat, dan yang lebih
mendukung adalah data bahwa pelaku merupakan pasien Lecter sebelumnya dan
memiliki pengalaman masalalu yang menyedihkan. Saat mewawancarai Lecter agen
FBI ini tidak mudah mendapatkan data karena Lecter memberikan syarat kalau dia
mau memberikan keterangan siapa pelakunya jika agen tersebut bersedia
mencertakan pengalaman masa kecilnya. Observasi dan wawancara menghasilkan bahwa
memang ada keterkaitan antara Lecter dengan pelaku kejahatan tersebut dan
berkat keterangan Lecter juga observasinya tersebut pelaku kejahatan berhasil
tertangkap oleh agen FBI tersebut dan putri senator tersebut terselamatkan.
Mengenai kenyataan bahwa semua kasus pembunuhan kanibalisme yang terjadi atas
arahan Lecter dalam penjara terungkap dalam Film Red Dragon.
Red Dragon , agen FBI ini
mengungkap kejahatan dengan metode yang sama yaitu observasi dan wawancara ,
observasi yang dilakukan adalah pada Lecter yang ternyata juga memiliki
hubungan dengan kasus ini, pelaku adalah seseorang yang memiliki karakteristik
masa lalu yang menyakitkan seperti Lecter, korban-korban yang dibunuh pun
dengan metode yang sama sadisnya dengan Lecter. Observasi yang dilakukan bukan
hanya pada pelaku dan Lecter tapi dilakukan juga pada TKP pembunuhan pertama
dan kedua, dalam ini agen FBI menggunakan tehnik proyeksi dengan membayangkan
kejadian yang terjadi melalui foto-foto dan petunjuk yang ada di tempat
kejadian. Dengan menemukan cara membunuh tersebut dan simbol yang menggambarkan
tentang kehidupan kembali red dragon semakin meyakinkan agen FBI tersebut bahwa
pelaku yang melakukan ini memiliki kepribadian yang terpecah menjadi dua yaitu
kepribadiannya sebagai bukan pelaku dan kepribadiannya sebagai pelaku kejahatan
yang melambangkan simbol kebangkitan red dragon tersebut. Semua petunjuknya itu
mengarah pada salah satu musium yang menyimpan cerita tentang red dragon
tersebut, observasi berikutnya terletak pada petunjuk video yang ada di TKP dan
atas instruksi Lecter untuk menjawab teka-teki siapa pelaku dalam video
tersebut, akhirnya mengarah pada suatu instansi tertentu yang mengirimkan video
dokumentasi keluarga tersebut dan mendapatkan nama. Tapi sebelumnya Tim
penanganan kasus tersebut menggunakan metode unik untuk menjebak klien tersebut
dengan membuat berita mengenai Lecter dan memancing pelaku keluar namun jebakan
tersebut disadari pelaku dan malah menjatuhkan korban, tapi akhirnya
berdasarkan hasil yang didapat melalui observasi dan wawancara tersebut
didapatkan siapa pelakunya dan
keterkaitannya dengan Lecter.
Test Tambahan yang diberikan pada Lecter:
Dalam
salah satu scene Lecter sempat diinstruksikan untuk test TAT (Tematic
Aperseption Test) alah satu tes proyeksi yang dikembangkan oleh Murray. Untuk
mendiagnosis gangguan kepribadian, dalam scene ini terlihat lecter malah
melipat kertas tersebut menjadi origami burung-burung-an. Hal ini menyulitkan
psikiatris Lecter untuk melakukan interpretasi.
Kesimpulannya
Lecter mengalami ganguaan
kepribadian yang mengacu pada DSM IV termasuk kedalam Antisocial Personality
Disorder. Dicirikan dengan suka menyendiri, low of empathy, sadism,
kreatif. Karakter dan kepribadian
pembunuh ini didapatnya karena pengalaman masa kecil yang menyakitkan dan tidak
adanya nilai-nilai sosial dalam superego hingga dorongan id yang lebih dominan.
Banyak orang menganggap gangguan seperti Lecter adalah Psikopat, namun dalam
DSM sendiri tidak mengelompokkan gangguan psikologis Lecter kedalam psikopat
secara terpisah. Psikopat hampir seluruhnya diidentikkan dengan kekerasan,
namun sebenarnya ada juga yang tidak. Psikopat sebenarnya hanya istilah antara
psyche (jiwa) dan patologi (gangguan) secara bahasa diartikan sebagai gangguan jiwa
, namun disini bukan skizofrenia karena psikopat sendiri saat melakukan
kekerasan masih sadar beda dengan skizofren yang memang sudah mengalami
penurunan kesadaran.
Apakah seseorang memiliki
kecenderungan untuk psikopat? Jawabannya IYA
sebelumnya Eyesenck mengatakan bahwa keseluruhan manusia memiliki
seluruh komponen kepribadian P, E, dan N hanya kadarnya yang berbeda. Berbahaya
nya psikopat ini juga bisa dipelajari contohnya dengan meniru model psikopat
yang mendapatkan reward contohnya Lecter. Prosedur yang ddilakukan untuk proses
penyidikan dalam film ini lebih menggunakan metode ovservasi yang sistematis
dan wawancara yang terstruktur. Selain itu prosedur lain yang digunakan adalah
dengan alat tes psikologi contohnya TAT pada Lecter. Setiap manusia memiliki
kecenderungan berbeda pada beberapa hal terutama kepribadian, penting adalah
mengenali kepribadian secara mendalam untuk menghindari gangguan pada
kepribadian. Seperti HIV atau TBC yang kronis dan menular kadang-kadang memaksa
kita tidak bisa memperbaikinya dan mempasrahkan namun dari cerita ini saya
mendapat insight tentang kepentingan untuk melakukan diagnostik baik pada
korban maupun prilaku. Pada korban contohnya kekerasan seks ini harus
pendiagnosaan lebih awal untuk indikasi gangguan dan pastikan tidak menular,
untuk pelaku agar diberikan penyesuaian hukuman dan pengobatannya. Namun proses
mengenali diri tersebut sebenarnya hanya bisa dilakukan individu sendiri
sebagai tuan rumah. Dalam film ini juga memberikan insight bahwa orang sejahat Lecter
pun memiliki kesempatan membuka diri dan berubah menjadi lebih baik, yang perlu
dilakukan adalah upaya pengobatan psikis oleh ahlinya disamping semua proses
hukum.
Daftar Pustaka
Rita
L. Atkinson & Richard C. Atkinson & Ernest R Hilgard. 2001. Pengantar
Psikologi 1. (edisi ke-8 Jilid 2). Penerbit Erlangga; Jakarta.
Feist & Feist. (2010).
Theories of Personality. (7th ed). Avenue Americas; New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar