Ulasan Pembelajaran PSIKODIAGNOSTIK I (sebelum UTS)
Perbedaan Konsep Attitude dan Aptitude
dalam kajian Psikodiagnostik I
A. Aptitude
Aptitude dalam
adolescene (2003) dijelaskan dengan kemampuan khusus yang dimiliki seseorang
atau kemampuan tertentu untuk memahami keterampilan tertentu dan menghasilkan
sesuatu dari keterampilan itu. Aptitude sering disebut keberbakatan ada yang
sifatnya universal atau mengindikasikan kemampuan yang kita sebut Intelegensi ,
dan ada yang mmenggambarkan tentang minat atau interest merupakan kecenderungan
seseorang untuk memilih sesuatu aktivitas.
1.
Intelegensi
Sejarah
Intelegensi , pada tahun 500 SM intelegensi ini sudah digunakan untuk
mengetahui mana yang boleh jadi pemerintah dan sipil pada masa dinasti han dan
mana yang tidak \Pengertian intelegensi ini tidak bisa terpisahkan dari
perkembangan aliran dalam psiklogi. Intelegensi merupakan salah satu konsep dan
elemen penyusun dari jiwa, oleh karena itu kita terlebih dahulu harus melihat
perkembangan bagaimana para ahli menjelaskan tentang konsep jiwa terlebih
konsep intelegensi penyusun dari jiwa.
Wilhelm wundt
dalam Sarwono Sarlito (2012) menjelaskan tentang konsep strukturalisme dalam
menjelaskan manusia, dimana dia berpendapat bahwa untuk jelaskan manusia cukup
menjelaskan struktur elemen dari penyusun jiwa nya, seperti halnya intelegensi
kita hanya perlu jelaskan struktur dari intelegensi artinya konsep intelegensi
disini dijelaskan secara general atau secara umum. Wundt adalah bapak psikologi
yang membuat ilmu psikologi sebagai disiplin ilmu yanng empiris dengan
mendirikan laboratorium pertama di LEIPZIG.
Setelah Wundt
muncul kritik dari EL Thorndike yang berpendapat bahwasanya lebih penting untuk
menjelaskan fungsi-fungsi dari elemen penyusun jiwa, fungsi-fungsi dari elemen
penyusun jiwa ini dianggap bisa menjelaskan manusia secara keseluruhan, dan
struktur tidak penting. Pendapat thorndike ini kelak akan mendasari tokoh-tokoh
yang menjelaskan konsep intelegensi secara fungsionalis, dimana intelegensi
seseorang dapat dijelaskan dengan membagi intelegensi jadi beberapa elemen
penyusun dan menjelaskan masing-masing fungsi elemen penyusun intelegensi
tersebut dimana setiap fungsi dari intelegensi tersebut punya implementasi
untuk menggambarkan intelegensi seseorang.
Beberapa Tokoh Strukturalisme dalam Intelegensi
1. Spearman:
Dalam Adolescne (2003) menjelaskan konsep intelegensi
menjadi G factor dan S factor dimana G factor adalah kemampuan umum yang
dimiliki seseorang dan S factor yaitu kemampuan khusus dan paling dominan yang
dimiliki seseorang, kenapa spearman dikatakan sebagai tokoh strukturalis dalam
jelaskan intelegensi? Karena dia hanya menjelaskan bahwa penyusun intelegensi
ada dua yaitu G factor dan S factor dia tidak membagi-bagi intelegensi kedalam
beberapa faktor lagi. Dan menjelaskan konsep intelegensi secara universal atau
umum. Intelegensi hanya dijelaskan
sebagai kapasitas yang dimiliki seseorang.
2. Cattel
Dalam Kaplan () cattel hanya membagi intelegensi
kedalam dua struktur yaitu fluid inteligence (kemampuan bawaan seseorang sejak
lahir)dan crystalize inteligence (kemampuan yang dihasilkan seseorang/ yang
didapatkan seseorang karena proses pembelajaran). Cattel juga tidak membbaggi
intelegensi menjadi elemen-elemen kecil penyusun intelegensi , cattel
menjelaskan intelegensi secara umum, bahwa seseorang memiliki fluid inteligent
dan crystalize inteligent. Tes yang dihasilkan cattel adalah C-FIT.
3. Ravent (1945)
Mengukur intelegensi secara umum.
Tes ravent : colour progresive matrix dan standar
progresive matrix.
Beberapa Tokoh Fungsionalisme tentang Intelegensi
1.
EL
Thorndike
Membagi
intelegensi menjadi intelegensi verbal, non verbal,
2.
Stenberg
Stenberg (1985)
dalam Adolescene (2003) mengemukakan tentang teori Thriarcic dalam menjelaskan
intelegensi.
Teori
thriarcic Stenberg , mengajukan teori
thriarcic , teori intelegensi dengan
tiga komponen utama diantaranya; intlegensi komponensial, intelegensi
eksperimental, intlegensi kotekstual. Semua ini dikatakan untuk mengkritik tes
intelegensi tradisional milik binet bayangkan apabila seseorang memiliki skor
tinggi pada tes intelegensi tradisional stamford-binet padahal dia adalah
pemikir analitis handal, atau tod yang
tidak pernah mencapai skor bagus tapi punya cara pikir kreatif.
Dalam
pandangan stenberg mengenai intelegensi komponensial à unit dasar intelegensi adalah
suatu komponen ang didefinisikan sebagai unit dasar pemrosesan informasi, dari
menerima, menyusun sampai membuat
keputusan. Melakukan penalaran , memecahkan masalah, membuat strategi sampai
menerjemahkannya melalui tindakan.
Bagian kedua merupakan aspek pengalaman, stanberg berkata orang yang
cerdas mampu menyelesaikan masalah baru dengan cepat tapi dia juga bisa
memecahkan masalah yang sudah dikenalnya secara otomatis tidak perlu berpikir
lagi.
Bagian tiga, meliputi pengetahuan meliputi bagaimana cara kita
menghadapi masalah sehari-hari contohnya cara menggati batu batre dan cara kita
berhubungan dengan orang lain.
3.
Thurstone
Thurstone (1938)
dalam Adolscene (2003 )mengatakan bahwa intelegensi merupakan tujuh kemampuan
mental dasar yaitu pemahaman verbal, kemampuan berhitung, kelancaran kata-kata,
visualisasi ruang, ingatan asosiatif, penalaran, dan kecepatan perseptual.
4.
Gardner
Mengemukakan
konsep Multiple Inteligent
Usaha terakhir
untuk menjawab tentang intelegensi adalah pernyataan dari Howard Gardner
(1983-1989) dalam Adolscene (2003). Disebutnya delapan kerangka pemikiran
Gardner, intelegensi yang beragam ceritanya tentang seorang anak yang jago
bermain basket dimana setla me rebound bola dia melempar bola, menghalangi
musuhnya, memberi umpan kepada temannya untuk melakukan tembakan ke ring
basket, menurutnya itu adalah kecakapan spasial kemampuan memahami ruang, dan
bethoven seorang musisi klasik disebutnya memiliki intelegensi musikal (dalam
Adolscene,2003). Garner menambahkan intelegensi terdiri dari intelegensi
verbal, matematis, berfikir mendalam/ menganalisa dirinya serta keterampilan
berpikir untuk menganalisa orang lain.
Gardner pun
menambahkan bahwa ke-8 intelegensi nya ini dapat dirusak oleh otak dan bisa
jadi pada salah satu intelegensi seseorang bisa sangat ekstrim contohnya pada
anak gifted. Kedelapan intelegensi gardner adalah: musik, spasial,
interpersonal, natural, mathematic, music, rational, kinestetik.
5.
Guilford
(1934)
Didasari oleh
teori analsis faktor dari eyesenk menjelaskan intelegensi sebagai kemampuan
untuk menjawab pertanyaan di situasi saat ini dan semua situasi masa lalu untuk
antisipasi di masa yang akan datang.
Mengemukakan
tentang kubus intelegensi
6. Simon & Binnet dalam adolescne (2003)
menjelaskan intelegensi sebagai berikut:
Intelegensi :
MA/CA* 100 = Intelegensi seseorang
Mental Age
(MA) : adalah usia mental seseorang
yang menggambarkan kemampuan mental seseorang, cronological age (CA) adalah usia kronologis seseorang saat ini.
MA ≤ 100 maka Intelegensi
seseorang ≤100
MA ≥ 100 maka
Intelegensi seseorang ≥100
MA=100 maka
intelegensi seseorang = 100
Tes yang
dihasilkan adalah : tes Simon - Binnet
Nantinya
diperbaiki menjadi tes Stamford- Binnet.
7. Kraeplin
dalam adolescene (2003)mengemukakan intelegensi sebagai koordinasi motorik,
asosiasi kata, persepsi, dan sensasi
Tes intelegensi :
Kraeplin.
B. Attitude
Cattel dalam feist and feist (2010)
mendefinisikan Attitude sebagai kecenderungan seseorang dalam bertingkah
laku dalam merespon stimulus tertentu . cattel mengemukakan tentang Generall
Personality Trait ,secara umum yang terdiri dari :
1. Tepramen
didefinisikan sebagai trait yang berhubungan langsung dengan aspek
konstitusional dari respon seperti kecepatan, energi, dan reaktivitas emosional.
2. Dynamic
Trait : Sifat-sifat yang berfungsi menggerakan individu untuk bergerak mencapai
tujuan tertentu.
Dynamic Trait
dibagi menjadi : Attitude , Ergs(dorongan-dorongan/ motif-motif yang dibawa
oleh individu sejak lahir), dan sems ( dynamic trait yang
diperoleh/dipelajari).
3. Ability
Trait: sifat-sifat yang menentukan keefektifan individu dalam mencapai tujuan.
Cattel
menjelaskan konsep attitude dalam penjelasan tentang personality dimana dia
memandang kepribadian individu sebagi trait yang terdiferensiasi dan kompleks
yang kebanyakan dimodifikasi oleh trait yang diamis. Jadi dia menjelaskan
kenapa individu berbeda karena individu memiliki trait yang dinamis (dalam
Feist & Feist,2010 )
Cattel sendiri
dalam feist&feist (2010) mendefinisikan trait sebagai “struktur mental”
merupakan suatu penyimpulan terhadap tingkah laku yang diobservasi yang
menjelaskan tentang konsistensi dan keteraturan dari tingkah laku tersebut.
Jadi perbedaan
konsep attitude dan aptitude mengacu pada area pembahasannya, jika membicarakan
mengenai kemampuan maka aptitude lah konsep yang menjelaskan sedangkan attitude
lebih menjelaskan konsep kepribadian atau erat kaitannya dengan konsep
kepribadian.
Referensi :
Santrock, J. W (2003). Adolescene (6th ed).Jakarta; Penerbit
Erlangga.
Feist
& Feist. (2010). Theories of Personality. (7th ed). Avenue Americas; New
York
Rita
L. Atkinson & Richard C. Atkinson & Ernest R Hilgard. 2001. Pengantar
Psikologi 1. (edisi ke-8 Jilid 2). Penerbit Erlangga; Jakarta.
Sarwono,
W. S. 2012. Pengantar Psikologi Umum.
(cetakan ke-4): PT. Raja Grafindo Pustaka. Jakarta
-TERIMAKASIH-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar