Senin, 31 Maret 2014

Tes Kemampuan, Mental.


“KEMAMPUAN MENTAL? Di ‘tes’ juga toh ?”

Setelah kita mengetahui mengenai fokus dari tes psikologi dan bagaimana pendistribusian tes itu kepada populasi. Kita mempunyai satu masalah lagi mengenai fokus tes psikolog sendiri kemana? Tinjau kembali dari pengertian psychology à “psyche” jiwa  dan “logos” ilmu , yang sebelumnya sempat dijelaskan pada posting komentar psikologi dan psikodeiferensial dikatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa yang dijelaskan melalui tingkah laku.  Komponen psyche sendiri bermacam-macam, dalam satu individu terjadi banyak proses yang menjadikan individu tersebut dapat dilihat secara utuh, yakni ada kemampuan mental (jiwa) dan kepribadian. Kemampuan mental (jiwa) dan kepribadian ini yang menjadi dua konsern penting salah satu metode analisis individu yaitu tes psikologi. Saya berasumsi bahwa kedua tes ini tidak dapat digunakan hanya salah satu saja jika ingin jelaskan manusia secara keseluruhan selaras dengan yang dikatakan pada prisip gestalt dalam Sarwono Sarlito () yang mengatakan bahwa manusia tidak bisa dilihat hanya per elemennya saja, maksudnya apa? Artinya ketika kita hendak terjemahkan aspek manusia secara keseluruhan menjadi satu kesimpulan yang umum yang dilakukan bukan hanya mempelajari tingkah laku terlihat seperti pada behavioris, atau kita pelajari proses mental saja seperti orang-orang psikoanalisis melainkan keseluruhan aspek individu sehingga membisa membentuk individu yang utuh yang sekarang ini menjadi subjek dari alat tes kita.

Baik untuk posting sesi ini mari kita bahas satu isu pendukung keberadaan manusia yakni kemampuan mental. Apa itu ?
Pengertian Kemampuan
Kemampuan biasa disebut ability adalah kapasitas seseorang dalam melakukan beragam tugas dalam satu pekerjaan. Kemampuan pada dasarnya terbagi kedalam kemampuan mental dan fisik , dalam Robin (2007).



Kemampuan mental terdiri atas kemampuan intelektual kemampuan inntelektual ini ada yang bersifat universal atau disebut intelegensi nantinya ada tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan secara umum dan ada yang bersifat khusus hanya dimiliki individu tertentu yang nantinya mnghasilkan tes bakat (tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan spesifik dari individu).

Kemampuan intelektual dalam Robins (2007) adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk berbaagai aktivitas mental seperti berfikir , menalar, dan memecahkan masalah. Individu yang memperoleh skor tinggi pada tes kemampuan intelektual ini dipengaruhi oleh beberapa alasan contohnya yang dipengaruhi lingkungan karena tingkat pendidikannya, dan faktor genetis. Individu yang memiliki skor rendah pada tes kemampuan mental pun memiliki faktor-faktor penyebab. Seperti dijelaskan pada posting sebelumnya bahwa tes kemampuan mental ini awalnya digunakan untuk mendiagnosa yang mengalami kelainan mental.


Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang melahikan pemikiran-pemikiran dan dialektika baru tes kemampuan mental ini dapat digunakan untuk keperluan lain selain diagnosa, contohnya tes recruitment perusahaan dibuat untuk meramalkan individu saat ini dan kedepannya dan tes-tes lainnya.




Beberapa pandangan tentang intelegensi yang dikemukakan beberapa ahli  yang disampaikan pada posting sebelumnya :
Spearman  mengakatan Bahwa seseorang memiliki intelegensi umum (g factor) dan intelegensi khusus (i factor dari kata spesifik). Spearman meyakini bahwa kedua faktor ini lah yang mempengaruhi intelegensi seseorang. Namun kebanyakan tes intelegensi mengabaikan faktor umum dan hanya berfokus pada faktor khusus nya saja. Oleh karena itu thurstone (1938) dalam adolscene (2003) mengemukakan mengenai teori faktor ganda yang mengemukakan bahwa intelegensi adalah 7 kemampuan mental dasar yang terdiri atas pemahaman verbal, kemampuan berhitung, kelancaran kata-kata , visualisasi ruang, ingatan asosiatif, penalaran dan kecepatan perseptual. RJ Stenberg (1986, 1990) dalam adolscene (2003) mengatakan teori yang berbeda mengenai intelegensi teorinya adalah Thriarchic theory yang mengatakan tentang tiga komponen utama penyusun intelegensi yaitu intelegensi komponensial, intelegensi eksperiensial, dan intelegensi kontekstual.
Bagaimana pandangan Gardner tentang intelegensi yang dijelaskan dalam posting sebelumnya yaitu Disebutnya tujuh kerangka pemikiran Gardner, intelegensi yang beragam ceritanya tentang seorang anak yang jago bermain basket dimana setla me rebound bola dia melempar bola, menghalangi musuhnya, memberi umpan kepada temannya untuk melakukan tembakan ke ring basket, menurutnya itu adalah kecakapan spasial kemampuan memahami ruang, dan bethoven seorang musisi klasik disebutnya memiliki intelegensi musikal (dalam Adolscene,2003). Garner menambahkan intelegensi terdiri dari intelegensi verbal, matematis, berfikir mendalam/ menganalisa dirinya serta keterampilan berpikir untuk menganalisa orang lain.


Gardner pun menambahkan bahwa ke-7 intelegensi nya ini dapat dirusak oleh otak dan bisa jadi pada salah satu intelegensi seseorang bisa sangat ekstrim contohnya pada anak gifted.

Kenapa penting bahas kembali teori ? karena menurut saya ini lah modal awal yang psikolog harus punya , kalau dia memang mau jadi psikolog ya harus begitu, selain melakukan aplikasi yah harus tau logos nya juga, logos artinya apa ? ILMU. Sebenarnya bisa saja tinggal hafal kalau tes intelegensi dan kemampuan intelektual itu bisa pake SAT, bisa Pake Weschler, atau Kraeplin, tapi ya nantinya bisa pake saja nda bisa bikin. Seperti dalam tahap pengembangan penelitian ilmiah yang perlu dilakukan adalah mengembalikan kepada teori, terkait itu mas setta pernah bilang bahwa penting sekali psikolog mempunya aliran sendiri, bagi mba-mba freudian silahkan baca bukunya freud yang untuk skinnerian silahkan pahami konsep skinner supaya bisa tentukan Assasement yang tepat.

Beberapa Tes Kemampuan Mental yang Sudah dikembangkan
1.      Tes Intelegensi
a.       Weschler Test
Tes Weschler yang terbagi dalam dua yaitu WAIS dan WIST à tes WAIS-T (Weschler Adult Intelligence scale-Revised) atau tes intelegensi untuk remaja dan orang dewas, dan WISC-R (Weschler Intelligence Test for Chlidren- revised) ditujukan untuk anak usia 6 – 16 tahun (Weschler;1981 dalam adolscene, 2003). WAIS dan WIST memberikan skor keseluruhan atau Full Scale maupun skor-skor indeks spesifik yang dapat diukur dengan berbagai kombinasi sub tes.
Beberapa kontroversi sempat lahir pada saat pengembangan tes intelegensi berkisar mengenai tuduhan pelabelan individu tuduhan pembelaan individu dan bias kultural, Bartolomewv (2006) dalam Gorth Marnat (2007). Salah satu kelebihan tes intelegensi adalah sebegai prediktor perilaku dan kemampuan mental dimasa mendatang. Seperti yang dilakukan Binnet saat menempatkan anak yang harus sekolah ke sekolah khusus dan sekolah umum. Kelebihan dari tes Weschler ini adalah memebrikan info akurat tentang kelemahan kognitif seseorang. Selain karena Wescler ini memang tes individual dimana tes yang hanya difokuskan untuk individu saja yang kelebihannya adalah memberikan konteks terstruktur kepada examiner yang dapat menggunakan berbagai tugas untuk observasi unik dan personal yang digunakan examiner dalam mendekati tugas-tugas kognitif.


Organisasi sub-tes WAIS IV
-          Verbal Comprehension à Subtes inti              : Similarities, vocabulary, Information
                                      àSubtes Suplemental      : Comprehension
-          Perceptual Reasoning       à Subtes Inti                  : Block Design , Matrix Reasoning, Visual                                                               Puzzle.
è Subtes Suplemental    : Figure Weights, Picture Completion
-          Working Memory   à Subtes Inti                  : Digit Span, Arithmetic
è Subtes Suplental        : Litter Number Sequencing
-          Pocessing Speed     àSubtes Inti                   : Symbol Search, Coding
è Subtes Suplemental    :Cancellation
Skala Ingatan Weschler (Weschler Memory Scale)
Skala ingatan yang diadministrasikan secara individual, dirancang untuk memungkinkan pemakainya lebih memahami individu. Keempat devinisi tentang skala ingatan weschler ini menunjukan kemajuan di bidang pemahaman teoritis tentang ingatan. Weschler Memoric Scale yang asli merefleksikan konseptualisasi non spesifik awal tentang ingatan, Weschler; 1945 dalam GorthMarnat  (2009). Skala ini terdiri atas prosedur pendek tentang ingatan untuk urutan angka, mengingat cerita desain visual sederhana, dan pemasangan kata. Prosedur-prosedur awal WMS dapat dibagi secara logis menjadi tugas visual spasial, dan auditorik tapi dalam peng skoran keseluruhan adalah memory quotient seperti pada skor akhir tes IQ. Sub tes ini adalah Auditory memory (Logical memory, Verbal paired Acosiates), Immadiate memory, Delayed Memory, Visual Memory.

Berikut pemaparan diatas adalah mengenai pengukuran dan alat ukur kemampuan mental yang termasuk dalam kemampuan intelektual.

2.      Cognitive Ability tes à untuk pengukuran assesment kognitif menghasilkan sub skor verbal, kuantitatif dan non verbal. Cogat sering digunakan dalam tes bakat.
3.      Summary of K-12 Group
SAT dan MAT untuk pengukuran prestasi.
4.      Kraeplin Test atau Pauli
Dikembangkan oleh psikolog bernama Emil Kraeplin. Kraeplin pada mula-nya menciptakan alat tes yang digunakan sebagai alat tes untuk diagnosiss gangguan dementia dan alzheimer. Selanjutnya 1938 Dr. Richard Pauli beersama Wilhelm Arnold dan prof Dr. Vanmenthod memperbaharui tes Kraeplin ini sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan data kepribadian. Tes ini dikenal dengan istilah Pauli-Kraeplin yang terdiri dari beberapa aspek seperti:
-          Aspek keuletan (daya tahan)
-          Aspek kemauan atau kehendak individu
-          Aspek emosi
-          Penyesuaian diiri
-          Stabilitas diri

Dalam tes ini subjek hanya diminta untuk meengerjakan hitungan sederhana yaitu menjumlahkan deretan angka-angka. Namun yang jadi masalah adalah urutan angka-angka yang banyak. Banyak kesalahan yang kita buat menunjukkan kita termasuk orang yang tidak teliti dan tidak cermat, tidak hati-hati dan kurang memiliki daya tahan cukup terhadap stres atau tekanan pekerjaan (dalam buku Rahasia Psikotes, 2009).

Kesimpulan berdasarkan pemaparan dari jenis tes dan pengertian tes kemampuan mental ini menunjukkan pengembangan yang signifikan, pengembangan ini dilahirkan dari kritis yang merasa tidak cukup. Mereka tidak puas hanya dengan penjelasan yang dimunculkan oleh satu orang saja yang berkembang saat itu makanya mereka berdialektika dengan pendapat yang ada saat itu sampai menghasilkan sesuatu yangg orisinil dan baru, lalu kita ? tetap pengguna. Hehehe
Bagai pertanyaan retorika , pertanyaan itu setiap harinya selalu muncul di benakku dan tidak mendapat jawaban, karena aku tidak tau yang harus dilakukan apa.
Baiklah untuk kesimpulan resume materi ini saya merasa bahwa tes kemampuan mental ini dikembangkan pada awalnya yang hanya untuk mengetahui seseorang tergolong mengalami gangguan atau tidak menjadi banyak lagi tes-tes yang berkembang berdasarkan beberapa teori. Tes ini berkembang guna memenuhi kebutuhan asassement pada manusia juga yang seiring waktu berkembang, tidak bisa kalau tidak di upgrade kalau manusianya saja sudah serba canggih masa tes nya tidak di upgrade. Asumsi kedua yang saya dapat setelah meresume materi ini adaalah tidak ada suatu tes yang lahir tanpa adanya teori dan pemikiran seseorang terhadap teori tersebut seperti weschler yang gunakan kerangka spearman dan lainnya.


Bahwa ternyata dari sekian banyaknya aspek manusia hanya digolongkan pada suatu keseluruhan kemampuan mental dan kepriadian tanpa bermaksud menganjurkan kita untuk pahami salah satu, karena manusia itu mahluk yang unik dan beragam. Sekarang sudah ga jaman yang namanya pemikiran klasik aristoteles sekarang jamannya gardner , spearman, dan lainnya, besok jamannya masih ganti dan negara eropa pasti jadi pelopor untuk meng uprgrade , kita kapan?

“Nanti saja , Kapan-kapan”





Referensi :
Santrock, J. W (2003). Adolescene (6th ed).Jakarta; Penerbit Erlangga. 

Anastasi Anne, Susaba Urbina (2007). Tes Psikologi. Edisi Ke-7. Jakarta:PT Indeks.
Robbins, P Stephen & Timothy A Judge (2007). Organizational Behavior (12th ed).New Jersey: Pearson Education.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar