"Lir-ilir !"
Bangkit
dan bangun-lah sebelum nusantara di bumi hanguskan oleh para penghisap…
Nusantara
itu indah, dulu.
Keindahannya
membuat semua manusia terlena, membuai diri dengan keserakahannya pada kekayaan
alam nusantara-KU! Kemudian satu orang berpikir bahwa negeriku tidak akan habis
dimakan oleh keserakahan-Nya. Itu baru satu, sayangnya sekarang banyak dan
bukan hanya satu yang memikirkan hal yang sama.
Sama
bukan untuk keselarasan, tapi sama untuk sebuah kehancuran. Semua tak sadar
karena ini perlahan. Belum semua berteriak karena hanya kami-kami yang setiap
harinya makan dengan tahu dan tempe-lah yang tahu rasanya kelaparan. Tidak
semua karena hanya kami-kami ini lah yang tidak sanggup bayar biaya rumah sakit
yang akhirnya harus rela meregang nyawa dalam gubuk indah penuh penderitaan
kami.
Rakyat.
Yang punya hak untuk bersuara dibuat bisu dengan kecanggihan gadget-nya.
Berita
tentang perkembangan Negara pun tak banyak yang tahu. (berdecak) .. karena
memang semua kebusukan mereka hanya tuhan dan mereka pembuat kebusukan itu lah
yang tahu.
Mereka-merka
ini yang ku maksud adalah para petinggi yang menuhankan kepentingannya dan
menjauhkkan KAMI dari rasa cinta KAMI pada bangsa yang memang milik KAMI.
Kemanusiaan
yang adil dan beradab adalah konsepsi kami tapi praktiknya selalu sedikit
biadab. Maap bukan berlebihan, tapi hanya memberikan uang pada rakyat tanpa
menunjukkan bagaimana cara mendapatkannya hanya akan membuat mereka menjadi
generasi yang terus “meminta” ketika kelaparan.
Tuhan
dengan sempurna menciptakan kita akal dan pikiran untuk keluar dari
permasalahan, tapi kenapa manusia ber-Jas itu menduduki nya dengan berbagai
pemberian yang membuat mereka berhenti pada budaya “Meminta”, bukan berusaha
mendapatkan.
Negara
yang dibentuk dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa malah dibuat
untuk membodohi kami-kami ini yang tidak memakai Jas dan mobil mewah seperti
anda?
Negara
yang dibuat dengan tujuan menciptakan perdamaian dunia tapi mengapa justru jadi
Negara yang paling diam saat salah satu penghisap melumpuhkan dan mengakhiri
kesempatan manusia untuk hidup dengan serangan rudal-nya?
Apa
sebenarnya yang terjadi pada Negara ini, kami seolah-olah dibuat muak dengan
politik oleh pemberitaan media mengenai kasus wakil rakyat korupsi, atau
pemberitaan media mengenai perang kekuasaan tertinggi yang keduanya sama-sama
ingin menduduki.
Aku
sebagai sebagian kecil dari kehidupan Negara ini merasa iba. Terlebih pada
diriku sendiri. Mengapa aku harus jadi bagian dari yang menduduki ideology,
nilai, dan konstitusi sendiri?
Kematian
karena kelaparan. Kematian karena tidak mampu membeli obat. Kematian karena
perang yang ditengahi kepentingan. Kematian karena merasa tidak mampu melihat
ketidak adilan. Setan yang paling mengerikan yang diciptakan oleh para TIRANI
ber-lebel gelar tanpa Integritas.
Aku
tidak bisa diam menghadapi apa yang aku lihat. Aku tidak bisa tinggal menduduki
kepalaku sendiri dan merasa aman karena bukan aku yang kelaparan atau bukan aku
yang ditolak rumah sakit karena tidak punya uang.
Aku
merasa aku bagian dari negeri ini. Indonesia-Ku dengan sejuta sejarah, nilai,
budaya, kekayaan dan pederitaan orang-orang terdahulunya. Aku berhak atas
Negara-KU tapi tidak atas ketidak jujurannya.
Merubah
itu bukan hal yang sulit. Karena aku memulainya dengan merubah diri-Ku. Besar
harapanku perubahan diri-ku yang lebih baik akan merubah teman-teman
disekitar-KU, mereka akan merubah satu orang lainnya sama seperti saat mereka
berubah karena melihat-Ku.
Negara
ini milik kita. Apapun yang terjadi ketika Negara ini ada maka tanggung jawab,
hak nya atas kekayaan alam dan kewajiban untuk menjaga-nya adalah milik kita.
Jika kita hanya menuntut hak saat perut kita kelaparan maka apa bedanya kita
dengan para penghisap? Bedanya mereka pakai jas kita pakai baju kusam.
Bangkitkan
dulu monster dalam diri kita. Jika sudah bangkit satukan semangat kita dalam
nasionalisme , konsepsi pancasila, dan Merah dan Putih. Luluh lantahkan apapun
itu yang memang seharusnya di hancurkan. Bukan di bunuh melainkan dihilangkan.
Bukan di binasakan melainkan kita yang menegakkan diri sama seperti mereka.
Keadilan
, kemanusiaan, ketuhanan, persatuan, kebangsaan, berdiri di kaki sendiri.
Tujuan kita untuk sama-sama bangkit dari keterpurukan moral.
LIR – ILIR!
"Ditulis oleh:
Jhaihan Farah Nabila"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar